Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Atasi Polusi, Mahasiswa ITS Gagas Alat Pengubah Karbon Dioksida Jadi Oksigen

Kompas.com - 29/04/2021, 19:00 WIB
Ayunda Pininta Kasih

Penulis

KOMPAS.com - Peduli akan dampak negatif polusi udara yang diakibatkan oleh kendaraan bermotor bagi kesehatan, tim mahasiswa dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) mencoba menggagas inovasi EvoGreen.

Mereka adalah Hartandi Wisnumukti dan I Made Ayu Nandini dari Departemen Teknik Elektro ITS angkatan 2018.

EvoGreen merupakan sebuah alat pengubah karbon dioksida (CO2) menjadi oksigen (O2) dengan menggunakan alga yang diberi nama EvoGreen.

Hartandi menjelaskan, EvoGreen adalah Schneider Electric Homes Bio Reactor guna menangkap CO2 untuk menciptakan udara yang lebih bersih.

Baca juga: Ini Biaya Kuliah di Universitas Indonesia 2021 Program S1 Reguler

Bioreaktor ini, lanjut dia, dibuat dengan maksud tertentu yakni membuat habitat buatan untuk alga hidup.

"Alga dipilih sebab telah terbukti dapat menangkap CO2 lebih baik daripada tumbuhan biasa. Selain itu alga juga lebih fleksibel dalam hal perawatannya,” jelasnya seperti dikutip dari laman ITS, Kamis (29/4/2021).

Tim mahasiswa dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menggagas inovasi EvoGreenDok. Humas ITS Tim mahasiswa dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menggagas inovasi EvoGreen

Bukan sebagai air purifier biasa

Ia menjelaskan lebih lanjut, EvoGreen bekerja dengan cara menyedot udara kotor dari lingkungan yang kemudian akan disimpan di tangki kotor.

Setelahnya, campuran alga dan udara kotor tadi akan dipompa ke rangkaian pipa bening agar alga tersebut dapat melakukan proses fotosintesis dan mengubah CO2 menjadi O2.

“Sehingga proses panjang ini akan menghasilkan oksigen yang dapat dilepaskan kembali ke udara,” terangnya.

Baca juga: Peneliti IPB Temukan Minuman Penurun Gula Darah Berbasis Rempah

Menariknya, EvoGreen bekerja bukan sebagai air purifier biasa, namun sebagai pengonversi karbon dioksida menjadi oksigen.

Sehingga alat rancangannya ini bukan hanya berpengaruh pada manusia, tetapi juga berpengaruh kepada lingkungan sekitar. Selain itu, dengan dilakukan proses lebih lanjut, alga yang telah digunakan pun dapat dijadikan biomassa.

Menyerap 10 kali lebih efisien dari pohon

EvoGreen ini dapat menyerap 10 kali lebih efisien daripada pohon dan dapat dipasang di rumah, sehingga semua orang dapat berkontribusi dalam mengurangi jejak karbon.

Selain itu, EvoGreen juga diintegrasikan secara digital dengan AVEVA (perangkat rumah pintar) yang membuat pengguna bisa mendapatkan data secara real time melalui aplikasi tersebut.

“Konsep terbaru inilah yang nampaknya memikat para juri saat kami mengikuti kompetisi,” tandasnya.

Baca juga: Dilantik Jadi Mendikbudristek, Nadiem: Riset dan Teknologi Dekat di Hati Saya

Berdasarkan inovasinya tersebut, tim ini telah berhasil meraih juara kedua dalam kompetisi Schneider Go Green 2021, awal April lalu.

Dalam ajang yang diselenggarakan oleh Schneider Electric tersebut, tim ini berhasil mengalahkan 121 proposal lainnya se-Indonesia.

“Harapannya alat ini dapat mewujudkan tujuan utama kami dalam mengurangi polusi udara,” pungkasnya penuh harap.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com