Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lansia Harus Banyak Istirahat, Dosen UGM: Justru Dianjurkan Aktif Gerak

Kompas.com - 04/06/2021, 15:31 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 hingga kini tak kunjung berakhir. Karena itu, masyarakat tetap dianjurkan menjalankan protokol kesehatan.

Khususnya bagi para lansia, Covid-19 banyak menginfeksi lansia terlebih yang memiliki penyakit bawaan. Bahkan banyak pula telah merenggut nyawa para lansia.

Ini karena lansia termasuk dalam kelompok rentan terinfeksi Covid-19. Maka, cara melindunginya sama seperti dengan pedoman 5M.

Baca juga: Mengapa Lansia Rentan Tertular Virus Corona? Ini Penjelasan Pakar UGM

Dosen Departemen Kebijakan dan Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) UGM, Dr. Diah Ayu Puspandari, Apt., MBA., M.Kes, memberikan penjelasan saat mengisi acara bincang pagi di Radio Indonesia Sehat (Raisa) FK-KMK UGM, Rabu (2/6/2021).

Lansia harus tetap beraktivitas

Menurutnya, cara agar merawat lansia ialah harus memperhatikan:

1. asupan nutrisi

2. aktivitas gerak seperti olahraga ringan

3. memerhatikan kesehatan psikis serta sosial

"Sering kali kita melarang lansia untuk beraktivitas dan menyuruh untuk istirahat saja," ujar Diah seperti dikutip dari laman FK-KMK UGM.

"Ternyata hal seperti itu membuat lansia kurang nyaman meskipun sebenarnya maksud kita baik. Sebenarnya lebih baik tetap beraktivitas dengan ringan-ringan saja," imbuhnya.

Baca juga: Ingin Berhenti Merokok? Guru Besar UGM: Perlu Komitmen Ini

Disamping itu, day care atau “tempat penitipan” ini tidak melulu untuk anak-anak balita. Day care ini merupakan salah satu bagian dari program long-term care yang didalamnya terdapat fasilitas untuk bersosialisasi antar sesama lansia.

Pemerintah daerah Hamamatsu salah satu kota di negara Jepang berkontribusi memiliki day care dengan fasilitas transportasi antar jemput kemudian di asuh bersama di tempat day care tersebut.

"Kegiatan yang dilakukan seperti bersosialisasi bersama, aktivitas fisik, karaoke, dan juga origami serta mewarnai yang disesuaikan dengan kondisi fisiknya," terang Dr. Diah.

Butuh perawatan jangka panjang

Sedangkan untuk perawatan jangka panjang juga dibutuhkan karena lansia tidak bisa mandiri dalam melakukan aktivitas sehari-hari sehingga dibutuhkannya pendampingan.

Layanan ini juga belum termasuk dalam jaminan kesehatan nasional (JKN) karena tingginya kebutuhan biaya yang dikeluarkan.

Dalam bincang pagi itu, Dr. Diah menjelaskan bahwa perawatan jangka panjang (long-term care) untuk lansia sangat dibutuhkan karena semakin tingginya jumlah populasi lansia khususnya di Indonesia.

Menurutnya, prediksi dari Badan Pusat Statistik pada 2035 total penduduk lansia mencapai 40-an juta. Ini dapat diartikan bahwa kualitas hidup semakin baik dan harapan hidup semakin panjang.

Baca juga: Pakar UGM: Pengendalian Non Obat Efektif Tekan Kasus Baru Covid-19

"Akan tetapi kebutuhan biaya kesehatan menjadi lebih banyak, maka perlunya skema yang baik dengan adanya long-term care," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com