Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peluncuran Akademi Literasi, Ruang Digital Kolaborasi Pegiat Literasi

Kompas.com - 17/06/2021, 10:29 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - Salah satu persoalan budaya baca dan literasi Indonesia terletak pada sisi hulu literasi sehingga sektor ini memerlukan intervensi penguatan peran melalui kolaborasi seluruh pemangku kepentingan.

Lemahnya sisi hilir literasi membawa dampak kurangnya bahan bacaan hingga pendistribusian buku yang belum tepat sasaran. Akibatnya pertumbuhan literasi mengalami perlambatan.

"Jadi, tidak afdol jika stigma rendah budaya baca masyarakat Indonesia terus diwartakan, terutama oleh lembaga riset atau media asing, sementara di sisi lain infrastruktur untuk mengakses pengetahuan belum memadai dan kurang mendapat perhatian," ujar Kepala Perpustakaan Nasional Muhammad Syarif Bando melalui rilis resmi (17/6/2021).

Hal ini disampaikan Kaperpusnas pada peluncuran Akademi Literasi di Jakarta, pada Rabu, 16 Juni 2021.

"Padahal, faktor tersebut juga bisa dianggap pemicu disparitas ketersediaan bahan bacaan masyarakat dan akses pengetahuan yang semakin melebar," tambah Syarif Bando.

"Oleh karena itu, maka tugas kita saat ini adalah memastikan sisi hulu berperan optimal dan berfungsi baik sekaligus memastikan kebutuhan bahan bacaan 270 juta penduduk terpenuhi," tegasnya.

Baca juga: Dukung Visi Literasi Digital Presiden Jokowi, Kominfo Gelar Webinar Keterampilan Sosial dalam Berinteraksi Digital

Kehadiran Akademi Literasi

Perpusnas, tambah Syarif Bando, akan mendukung kehadiran ruang digital Akademi Literasi sebagai wadah kolaborasi dan elaborasi para pegiat literasi.

Kepala Pusat Analisis Perpustakaan dan Pengembangan Budaya Baca Perpusnas Adin Bondar mengatakan, Akademi Literasi adalah gagasan baru yang melibatkan partisipasi aktif masyarakat.

"Literasi menjadi sangat penting dalam segala aspek apapun. Dalam konteks yang lebih luas, literasi mengerucut pada perbendaharaan gagasan yang membantu seseorang untuk berpikir dan bertindak atas dasar konsep yang matang. Literasi adalah hal yang esensi," kata Adin.

Mengelola literasi sama dengan mengelola manusia karena esensinya berdampak pada pembangunan manusia yang berkelanjutan. Hal ini yang disampaikan Widyaiswara Lembaga Administrasi Negara (LAN) Suseno.

Suseno memandang literasi sebagai cara membangun tatanan sosial yang terbuka, kritis dan menerima perbedaan. "Akademi Literasi merupakan lahan untuk menumbuhkan kembangkan SDM unggul, " jelasnya.

Senada dengan Suseno, pegiat literasi dan penulis Maman Suherman mengatakan para pegiat literasi harus benar-benar dilibatkan. Jangan sekedar menjadi objek, tetapi tingkatkan kapasitas skill mereka.

"Dekatkan mereka dengan buku. Bahkan jika perlu, eksistensi pegiat literasi dimasukkan sebagai bagian dari indikator indeks literasi masyarakat," tegas Maman.

"Sejatinya, konsep empat tingkatan literasi yang digaungkan Perpustakaan Nasional ada dalam jiwa para pegiat literasi," lanjutnya.

Sedangkan Duta Baca Indonesia Gol A Gong mengatakan kehadiran ruang digital Akademi Literasi diharapkan mampu mengangkat derajat para pegiat literasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terkini Lainnya

Kemendikdasmen Minta Guru Tak Tergiur Janji Kelulusan Seleksi PPG Guru Tertentu 2025

Kemendikdasmen Minta Guru Tak Tergiur Janji Kelulusan Seleksi PPG Guru Tertentu 2025

Edu
Jurusan UI dengan Biaya Uang Pangkal Termahal di Jalur Mandiri, Kedokteran Berapa?

Jurusan UI dengan Biaya Uang Pangkal Termahal di Jalur Mandiri, Kedokteran Berapa?

Edu
10 Jurusan UI dengan Uang Pangkal Termurah Jalur Mandiri SIMAK UI 2025

10 Jurusan UI dengan Uang Pangkal Termurah Jalur Mandiri SIMAK UI 2025

Edu
Apa Jadinya Bumi Tanpa Serangga? Simak Penjelasan Pakar IPB

Apa Jadinya Bumi Tanpa Serangga? Simak Penjelasan Pakar IPB

Edu
Siswanya Banyak Diterima Kampus Top Dunia, Ini Biaya SMA Pradita Dirgantara

Siswanya Banyak Diterima Kampus Top Dunia, Ini Biaya SMA Pradita Dirgantara

Edu
Cek 2 Sekolah Kedinasan Tanpa Syarat Tinggi Badan, Bisa Kuliah Gratis

Cek 2 Sekolah Kedinasan Tanpa Syarat Tinggi Badan, Bisa Kuliah Gratis

Edu
Tunjangan Insentif Guru Non-ASN di RA dan Madrasah Cair Juni 2025, Cek Kriterianya

Tunjangan Insentif Guru Non-ASN di RA dan Madrasah Cair Juni 2025, Cek Kriterianya

Edu
Tren Pekerjaan yang Akan Melejit dan Merosot di Tahun 2030

Tren Pekerjaan yang Akan Melejit dan Merosot di Tahun 2030

Edu
Kecurangan UTBK SNBT 2025 dan Robohnya Integritas, Perlu Ganti Sistem?

Kecurangan UTBK SNBT 2025 dan Robohnya Integritas, Perlu Ganti Sistem?

Edu
Seleksi PPG Guru Tertentu 2025 Dibuka 3 Batch, Ini Kriteria Guru yang Bisa Ikut

Seleksi PPG Guru Tertentu 2025 Dibuka 3 Batch, Ini Kriteria Guru yang Bisa Ikut

Edu
Program Wajib Belajar 13 Tahun Akan Diatur dalam RUU Sisdiknas

Program Wajib Belajar 13 Tahun Akan Diatur dalam RUU Sisdiknas

Edu
Guru Besar Pertama Polimedia Tegaskan Peran Penting Pendidikan Pancasila di Era Digital

Guru Besar Pertama Polimedia Tegaskan Peran Penting Pendidikan Pancasila di Era Digital

Edu
Mahasiswi FK Unhas Jadi Joki UTBK, Punya IPK Tinggi dan Peserta Olimpiade Sains

Mahasiswi FK Unhas Jadi Joki UTBK, Punya IPK Tinggi dan Peserta Olimpiade Sains

Edu
Beasiswa 'Fully Funded' LPDP-UIII 2025 untuk Kuliah S3 Dibuka, Ada 4 Pilihan Prodi

Beasiswa "Fully Funded" LPDP-UIII 2025 untuk Kuliah S3 Dibuka, Ada 4 Pilihan Prodi

Edu
Dedi Mulyadi Akan Jemput Anak Tak Patuh, Orangtua: Mau Dibawa ke Mana?

Dedi Mulyadi Akan Jemput Anak Tak Patuh, Orangtua: Mau Dibawa ke Mana?

Edu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau