Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dosen Itera Teliti Tanaman Nyamplung sebagai Bahan Dasar Kosmetik

Kompas.com - 06/07/2021, 09:01 WIB
Mahar Prastiwi,
Dian Ihsan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Siapa yang belum pernah mendengar tanaman nyamplung? Merangkum dari laman Wikipedia, nyamplung (Calophyllum inophyllum) adalah pohon yang hidup di pesisir yang berpasir dan berbatu karang. Kulit pohonnya dapat digunakan untuk obat, kayunya keras, digunakan untuk bahan pembuat perahu dan tiang kapal.

Di Indonesia, tumbuhan yang termasuk dalam marga Calophyllum ini tersebar mulai dari Sumatera Barat, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Lampung, Jawa, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara Timur, hingga Papua.

Dalam seminar yang diadakan Institut Teknologi Sumatera (Itera) Lampung turut membahas berbagai manfaat dari tanaman nyamplung ini.

Dalam seminar Creative Talk ke-3 bertajuk "Agro-Technopreneurship: Menggali Potensi dan Peluang Tanaman Nyamplung Menuju Industri" menghadirkan pemateri pemilik produk ramah organik, Gunanto; Kepala Seksi Madya Bidang Kelola SDH KPH Kedu Selatan Divisi Regional Jawa Tengah Ayurani Prasetyo; dan dosen Teknik Industri Pertanian Itera, Okta Amelia.

Baca juga: Daftar Prodi Paling Ketat S1 dan D4 Jalur CBT UM UGM 2021

Sebagai bahan dasar kosmetik

Dosen Teknik Industri Pertanian Itera Okta Amelia menjelaskan, peran pendidikan terhadap agro-technopreneurship dapat mempengaruhi peningkatan jumlah wirausaha dan peluang kerja serta mengurangi jumlah pengangguran.

Menurut Okta, siapa yang menyangka bahwa tanaman nyamplung ini ternyata bisa menjadi bahan dasar kosmetik.

Okta mengungkapkan, berdasarkan penelitiannya biji nyamplung mempunyai kandungan Kumarin dan SPF. Kandungan ini dapat meregenerasi kulit, melindungi kulit dari iritasi bahkan membantu menghilangkan stretchmark.

"Tanaman nyamplung dapat diolah menjadi sabun, body lotion ataupun krim kecantikan," ujar Okta seperti dikutip dari laman Itera, Senin (5/7/2021).

Dia menerangkan, hal ini merupakan peluang bagi tanaman tersebut sebagaimana industri kecantikan khususnya skincare semakin merajai pasar dari berbagai negara.

Baca juga: Deteksi Covid-19 Metode Kumur, Begini Penjelasan Peneliti Undip

Nyamplung tanaman potensial Pulau Sumatera

Pembicara lain, Direktur IIO Acep Purqon mengatakan, Pulau Sumatera memiliki sumber daya luar biasa terkait pertanian yang dapat dijadikan peluang wirausaha. Sebagai institut teknologi, Itera Lampung memiliki kekuatan untuk membangun technopreneurship.

Salah satunya dengan memanfaatkan sumber daya tanaman nyamplung sebagai salah satu tanaman potensial yang ada di Sumatera.

Sementara Kepala Seksi Madya Bidang Kelola SDH KPH Kedu Selatan, Ayurani Prasetyo menyampaikan, tanaman nyamplung berpotensi menghasilkan rendemen minyak yang jauh lebih banyak dibandingkan material maju lain seperti sawit dan jarak pagar.

Baca juga: Orangtua, Ini 5 Cara Bantu Anak Hadapi Stres Selama Pandemi Covid-19

Ayurani mengungkapkan, potensi yang merupakan jenis pohon dari famili Guttiferae ini mudah untuk ditanami.

"Tumbuhan ini hidup di tempat yang berpasir dan berhumus. Meskipun begitu, tanaman nyamplung mayoritas terdapat di daerah pantai," ungkap Ayurani.

Nyamplung diolah jadi bahan baku biodiesel

Ayurani mengaku bertugas mengelola kawasan hutan negara turut andil dalam pembudidayaan tanaman tersebut.

"Namun, tidak hanya lahan negara, bahkan lahan masyakat pun dapat dijadikan sumber penanaman dan pengolahan nyamplung," tambah Ayurani.

Baca juga: Jelang Tahun Ajaran Baru, Pahami Tujuan Diadakan MPLS bagi Siswa

Sementara praktisi bisnis, Gunanto, mengakui bahwa usaha di bidang produk organik relatif mudah. Gunanto biasa mengolah nyamplung menjadi bahan baku biodiesel.

"Pada tahun 2014 harga per liter biodieselnya 30.000, namun di akhir 2019 melonjak menjadi 300.000 per liter," tandas Gunanto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com