KOMPAS.com - Menteri Pertahanan (Menhan) RI, Prabowo Subianto mengatakan mempelajari tentang perang tidak hanya menjadi tugas dari militer, tetapi juga masyarakat sipil, termasuk di dalamnya akademisi.
Prabowo menjelaskan, beberapa perguruan tinggi di negara besar seperti Amerika Serikat dan Inggris sudah memiliki bidang studi dengan perang dan strategi perang.
Bahkan, lanjut dia, ahli-ahli di bidang perang dan strategi lebih banyak dari kalangan sipil, bukan militer.
“Bahkan profesor sipil itu mengajar di akademi militer. Karena untuk mendalami dan mempelajari suatu bidang memerlukan konsentrasi dan fokus. Yang saya tahu, di negara lain ada profesor yang spesialisasinya di bidang sejarah perang, teori perang, hingga strategi perang,” imbuhnya saat menjadi pembicara kunci dalam Webinar “Optimalisasi Industri Pertahanan dalam Konteks Kepentingan Nasional RI di Abad 21” yang digelar Magister Manajemen Universitas Padjadjaran, Jumat (9/7/2021).
Baca juga: Universitas Pertahanan Buka Fakultas MIPA Militer, Lulusan jadi Prajurit TNI
Prabowo menilai, isu perang menjadi salah satu kajian penting di perguruan tinggi karena relevan dengan situasi bangsa saat ini. Tujuannya, agar Indonesia menjadi negara yang kuat, maka diperlukan bangsa yang mau belajar dan memeriksa kondisi diri.
Sebaliknya, negara yang lemah disebabkan oleh bangsanya yang tidak mau belajar tentang bagaimana upaya merawat dan menjaga kekayaan yang dimiliki. Negara yang lemah akan berpotensi hancur oleh perang.
Apalagi, jelas Prabowo, perang saat ini lebih banyak pada perang ilmu pengetahuan dan teknologi. Sebelum peluru meletus, sudah terjadi perang intelektual, perang siber, hingga perang sensor.
Untuk itu, Prabowo memerlukan peran ilmuwan yang bisa memberikan teknologi yang mampu menjaga negara terhadap gangguan invasi dari luar.
“Kalian (akademisi) adalah pemimpin intelektual. Tentara adalah physical power, tetapi kampus, universitas adalah intellectual power,” kata Prabowo.
Baca juga: Beasiswa Unggulan 2021 Kemendikbud untuk Mahasiswa S1-S3: Manfaat dan Cara Daftar
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.