Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pakar Unair Dorong Orangtua Ajarkan Pendidikan Seksual ke Anak

Kompas.com - 21/07/2021, 13:30 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Pendidikan seksual bagi anak sering kali dianggap menjadi hal tabu.

Padahal, pendidikan seksual merupakan hal penting yang harus diajarkan pada anak, meskipun tidak ada batasan tertentu untuk mulai mengajarkan anak.

Baca juga: Dosen Psikologi UI: Mahasiswa Rentan Depresi dan Stres

Menurut Pakar Psikologi Universitas Airlangga (Unair) Primatia Yogi Wulandari, ada lima indikator yang dapat dijadikan panduan bagi orangtua untuk mulai mengajarkan pendidikan seksualitas pada anak.

Pertama, munculnya pertanyaan seputar kehamilan ataupun kelahiran. Kedua, mulai berteman dengan lawan jenis.

Ketiga, bersosialisasi dengan lingkungan di luar keluarga inti.

Keempat, memiliki akses informasi luas. Dan kelima saat berlatih membersihkan diri saat buang air.

"Perlu diingat, masalah perilaku seksual hanya bagian dari pendidikan seksual. Dapat diajarkan, lelaki dan wanita memiliki organ tubuh berbeda, jagalah kebersihan diri, termasuk alat kelamin, interaksi dengan lawan jenis, dan peran sebagai laki-laki dan perempuan," kata dia melansir laman Unair, Rabu (21/7/2021).

Mima menjelaskan, pendidikan seksual harus dilakukan secara kontinu dan tidak insidental.

Sebab, prinsipnya adalah optimalisasi proses belajar anak dan mendorong perkembangan yang positif, khususnya terkait masalah seksualitas.

Baca juga: Pasien Covid-19 Meninggal Akibat Interaksi Obat, Ini Kata Pakar Unair

Dalam mengajarkan pendidikan seksual, orangtua perlu memperhatikan tiga aspek materi dan strategi yang digunakan, seperti di bawah ini.

1. Anak masih berpikir secara konkret

Pola pikir anak yang masih konkret membuat orang tua harus menggunakan Bahasa dan penjelasan yang sederhana dan mudah dipahami anak.

Orangtua juga diimbau tidak menggunakan kata-kata ganti untuk istilah alat kelamin.

Sebaiknya anak diperkenalkan istilah alat kelamin secara netral tanpa ekspresi malu ataupun jijik.

Baca juga: Dosen Psikologi Unair Beri Tips Cara Atasi Stres Saat Pandemi Covid-19

"Harapannya, anak dapat menganggap alat kelamin sama seperti halnya bagian tubuh lain, tetapi tetap diperlakukan lebih khas, sebab bersifat lebih privat dan intim," jelas dia.

2. Tingkat usia anak

Tingkat usia anak menjadi pertimbangan tentang detail informasi yang diberikan.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau