Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terkait Varian Lambda, Pakar Unair: Kuncinya Vaksinasi dan Terapkan Prokes

Kompas.com - 24/07/2021, 14:58 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Sampai saat ini, virus corona masih menjadi ancaman bagi masyarakat. Bahkan virus tersebut terus bermutasi.

Seperti halnya muncul nama baru keturunan SARS-CoV-2 yang disebut Varian Lambda. Tentu, varian baru ini juga membuat masyarakat was-was.

Meski statusnya hingga kini masih dikategorikan sebagai Variant of Interest (VOI), Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) khawatir Varian Lambda akan menimbulkan masalah epidemiologi.

Baca juga: Guru Besar Unair Ungkap 5 Tips Isolasi Mandiri yang Benar

Melansir laman Universitas Airlangga (Unair), Jumat (13/7/2021), Pakar dari Unair Prof. Maria Inge Lusida, M.Kes., Sp.MK(K), Ph.D memberikan penjelasan terkait varian beru tersebut.

Varian Lambda pertama kali diidentifikasi pada Agustus 2020 di Peru. Hingga April 2021, lebih dari 81 persen kasus Covid-19 di Peru dikaitkan dengan Lambda.

Usai Peru, per Juni 2021, varian tersebut terdeteksi telah menyebar luas di 29 negara di dunia. Sebagian besar di Amerika Latin, termasuk Argentina dan Chile.

Menurutnya, Virus Corona akan terus bermutasi. Sebab, hal tersebut merupakan sifat alamiah virus untuk bertahan hidup.

"Apapun variannya, solusinya adalah patuh terhadap 5M dan segera vaksinasi, jangan tunda vaksinasi," tegas Prof. Inge seperti dikutip dari laman Unair.

Untuk varian Lambda, Prof Inge menjelaskan bahwa potensi penyebaran virus memang lebih cepat. Selain itu, Lambda juga dicurigai dapat menghindar dari antibodi.

Terkait efikasi vaksin, menurutnya diperlukan lebih banyak riset untuk menarik kesimpulan.

"Data dari WHO memang belum menampilkan bagaimana efikasi vaksin terhadap Lambda ini. Masih perlu banyak penelitian lebih lanjut," ungkapnya.

Baca juga: Siswa TK-SDK Sorowajan Bantul Diajak Jadi Duta Pencegahan Penyebaran Covid

Lebih lanjut, Prof. Inge menyatakan bahwa nantinya manusia akan hidup berdampingan dengan Covid-19. Terlebih lagi, mutasi Virus Corona tidak dapat diprediksi.

Apakah kemungkinan semakin jinak atau justru berbahaya. Untuk itu, diperlukan upaya pencegahan yang serius agar pandemi segera berakhir.

Namun jika vaksinasi sudah 100 persen dan protokol kesehatan (prokes) selalu dilakukan, kemungkinan tidak perlu hingga bertahun-tahun untuk bersahabat dengan Covid.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com