Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pakar UGM: Ini Cara Halau Penyakit Jantung

Kompas.com - 13/11/2021, 21:16 WIB
Sandra Desi Caesaria,
Albertus Adit

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Salah satu penyakit yang menyebabkan kematian tertinggi di dunia adalah jantung. Data dari Yayasan Jantung Indonesia, penyakit jantung atau kardiovaskular masih menjadi penyebab kematian tertinggi di dunia yang mengakibatkan 18,7 juta kematian per tahun.

Sedangkan data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menyebutkan di Indonesia setidaknya 15 dari 1.000 orang individu menderita penyakit jantung atau kardiovaskular. Wajar saja jika kemudian penyakit jantung disebut sebagai penyakit mematikan dan berbahaya.

Karena, jantung merupakan organ vital yang memiliki peran agar hampir semua organ tubuh bisa bekerja dengan baik. Bayangkan saja, bila jantung berhenti tiba-tiba, otomatis organ tubuh yang berhubungan dengan jantung juga akan berhenti bekerja karena tak ada asupan darah ke organ-organ tersebut.

Penyakit jantung ini bermacam-macam dan tak hanya menyerang mereka yang berusia di atas 35 tahun. Mereka yang masih berusia di bawah 35 tahun pun bisa juga mengalami penyakit jantung meski secara fisik tampak sehat dan bugar.

Ahli penyakit jantung Universitas Gadjah Mada (UGM) Dyah Samti Mayasari, berpendapat menjaga jantung sejak dini sangat diperlukan. Tidak hanya untuk mencegah terjadinya faktor-faktor yang meningkatkan risiko terkena penyakit jantung tetapi juga mendeteksi secara dini adanya penyakit jantung.

Sehingga dapat tertangani seawal mungkin. Menurutnya, bila seseorang ditanya dan memilih tentu tidak ada yang mau menderita penyakit jantung.

"Oleh karena itu, apakah kita sudah menjaga jantung dengan benar? Karena menjaga jantung ini tak lepas dari gaya hidup sehat," katanya, dilansir dari laman UGM.

Secara garis besar, gaya hidup sehat berupa diet yang sehat, tidak merokok, rutin berolahraga dan menjaga berat badan adalah hal-hal yang harus dilakukan. Selain itu, melakukan pemeriksaan sebagai deteksi dini faktor risiko dan menghindari stres.

Baca juga: Dokter RSA UGM Beri Ilmu Kenali Gagal Jantung dan Tips Menghindarinya

Dyah menyarankan melakukan pola diet yang rendah lemak, dengan tinggi serat serta buah dan sayur, yang tentunya akan membantu menekan angka LDL sebagai kolesterol jahat dan meningkatkan kadar HDL sebagai kolesterol baik. Selain itu, mengurangi konsumsi garam maksimal 5 gram (1 sendok teh) dalam sehari, dan mencegah minuman-minuman kemasan dengan pemanis gula.

"Konsumsi kacang-kacangan juga disarankan sebanyak 30 gram per hari, tetapi kacang yang dipilih adalah yang tanpa garam. Juga disarankan untuk mengonsumsi ikan 1-2 kali dalam seminggu, sementara konsumsi daging merah tanpa lemak, produk susu rendah lemak serta minyak sayuran dibatasi," terangnya.

Rokok Tingkatkan Resiko Penyakit Jantung

Dalam menjaga kesehatan jantung, ia menuturkan, rokok merupakan senyawa oksidan yang dapat merusak paru-paru, dan menyebabkan kelainan pada dinding pembuluh darah. Serta memacu terjadinya serangan jantung. Karenanya berhenti merokok, termasuk tidak menjadi perokok pasif, merupakan cara yang efektif untuk menurunkan angka kematian akibat serangan jantung.

Proses berhenti merokok ini, merupakan sebuah proses yang memerlukan kesadaran penuh dari pengguna untuk menyadari seberapa besar pengaruh rokok terhadap tubuhnya. Dukungan keluarga dekat sangat diperlukan untuk mendukung keberhasilan program berhenti merokok.

Selain itu, olahraga rutin memiliki banyak sekali manfaat dalam mencegah faktor-faktor risiko penyakit jantung. Olahraga dapat mengoptimalkan pengantaran oksigen ke otot jantung, menurunkan tekanan darah, menurunkan gula darah, dan meningkatkan kolesterol baik dalam tubuh.

"Olahraga yang saya anjurkan untuk menjaga jantung adalah aktivitas fisik yang dilakukan selama 30-60 menit setiap harinya, 5 hari atau lebih dalam seminggu. Aktivitas fisik yang disarankan adalah aktivitas dengan intensitas sedang dan bersifat aerobik, seperti berjalan cepat, berlari, bersepeda maupun senam aerobik," paparnya.

Penelitian menunjukkan bahwa setiap peningkatan konsumsi oksigen olahraga sebesar 1mL/kg/menit akan berhubungan dengan 14-17 persen penurunan risiko penyakit jantung dan kematian baik pada laki-laki dan perempuan. Demikian pula berat badan merupakan salah satu faktor yang juga penting dalam menjaga jantung.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com