Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Survei: 56 Persen Gen Z Tidak Terlalu Suka Bekerja "Team Work"

Kompas.com - 23/11/2021, 09:39 WIB
Ayunda Pininta Kasih

Penulis

KOMPAS.com - Berada dalam usia paling produktif dalam beberapa tahun ke depan, Generasi Z (Gen Z) akan segera menguasai pasar tenaga kerja dan mengisi pos-pos strategis dalam dunia kerja.

Namun, survei yang dilakukan oleh Kronos Incorporated (2019) kepada 3.400 responden dari seluruh dunia, menunjukkan bahwa hanya 44 persen Gen Z yang menyukai bekerja dalam tim bersama rekan kerja secara langsung.

Survei tersebut juga menemukan bahwa Gen Z ternyata belum terlalu percaya diri untuk memasuki dunia kerja karena sebanyak 34 persen dari responden mengaku cemas dan merasa tidak memiliki kemampuan yang mumpuni untuk sukses di dunia kerja.

Baca juga: Beasiswa S1 Korea Selatan, Kuliah Gratis dan Tunjangan Rp 10 Juta Per Bulan

Sementara itu, 20 persen di antaranya merasa kurang termotivasi. Sedangkan 17 persen lainnya selalu merasa rendah diri. Padahal, kepercayaan diri berpotensi melahirkan inovasi di tempat kerja.

Kiat sukses masuki dunia kerja untuk para Gen Z

Sebagai bagian dari Gen Z, Ismail Marosy, Mahasiswa Teknik Sipil Universitas Pertamina membagikan ceritanya tentang pentingnya membangun kepercayaan diri agar dapat bersaing di bursa kerja nantinya.

“Meskipun dilahirkan di tengah kemajuan teknologi yang seharusnya memberi keuntungan, Gen Z tumbuh dalam asuhan yang bisa dikatakan sangat protektif. Kami dibesarkan di tengah kondisi dunia yang serba tidak menentu. Karenanya, kami kesulitan dalam mempersepsikan dunia, dan memiliki kekhawatiran dalam berkomunikasi dengan publik,” ungkap Ismail dalam keterangan tertulis Universitas Pertamina.

Namun, menurut Ismail, bukan berarti Gen Z tidak bersosialisasi dengan lingkungan.

“Kami tetap menyukai kegiatan bertukar pendapat. Tetapi biasanya, kami akan lebih memilih untuk berdiskusi dengan komunitas atau kelompok di forum tertentu. Hal ini disebabkan terutama karena minimnya kepercayaan diri yang kami miliki untuk menerima respon atau judgment dari publik terhadap pendapat kami,” pungkas Ismail.

Baca juga: Beasiswa S2 di Swedia 2022, Kuliah Gratis dan Uang Saku Rp 15 Juta Per Bulan

Karena itu, Ismail dan kawan-kawannya mulai memberanikan diri untuk mengemukakan pendapat secara bijak di ruang publik.

Selain melalui tulisan ilmiah dan tulisan di media sosial, mereka juga mengikuti kegiatan diskusi mahasiswa di luar perkuliahan.

Alhasil, bersama rekan-rekan satu kampusnya, Aulia Afifatuz Z., dan Syarif Hidayatullah, Ismail meraih Juara 2 lomba debat bertajuk "Spirit Moving Action To Prove Our Creativity With Sport and Art" yang dilaksanakan oleh UKM Pramuka Universitas Sriwijaya, beberapa waktu lalu.

Tema besar dari lomba tersebut adalah membangun Indonesia bangkit dari pandemi. Berbagai isu dibahas, mulai dari kebangkitan industri pariwisata, kesiapan ekonomi, regulasi, lingkungan, hingga isu terkait kesehatan, seperti vaksinasi.

“Melalui perlombaan tersebut, kami belajar bahwa untuk bisa bijak berpendapat di ruang publik, kami harus memiliki dasar pengetahuan tentang isu yang dibahas. Misalnya dengan membaca informasi dasar dari sumber-sumber yang kredibel. Jika perlu, lakukan verifikasi ulang untuk setiap informasi yang kita baca dan cek kebaharuannya,” tutur Ismail.

Baca juga: 5 Beasiswa S2 Luar Negeri yang Terima IPK di Bawah 3

Tak dipungkiri, kehadiran mata kuliah Creative Problem Solving (CPS) dan Critical Thinking (CT) yang diberikan di kelas, menurut Ismail membantunya dan tim dalam menyusun strategi dan menuliskan gagasan secara terstruktur.

Selain itu, keterlibatannya dalam kegiatan kemahasiswaan seperti Himpunan Mahasiswa Program Studi Teknik Sipil, dan Unik Kegiatan Mahasiswa lainnya, membantu Ismail dan tim melatih kepercayaan diri mereka untuk berbicara di depan khalayak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terkini Lainnya

Bagaimana Nasib KIP Kuliah di Era Pemerintahan Presiden Prabowo?

Bagaimana Nasib KIP Kuliah di Era Pemerintahan Presiden Prabowo?

Edu
Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis, Kemenkes Akan Kolaborasi dengan LPDP

Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis, Kemenkes Akan Kolaborasi dengan LPDP

Edu
Kemendikdasmen, Kemendikti Saintek, Kemenbud Akan Minta Tambahan Anggaran ke DPR

Kemendikdasmen, Kemendikti Saintek, Kemenbud Akan Minta Tambahan Anggaran ke DPR

Edu
Kemendikbud Ristek Dipecah Jadi 3 Kementerian, Bagaimana Pembagian Anggarannya Kini?

Kemendikbud Ristek Dipecah Jadi 3 Kementerian, Bagaimana Pembagian Anggarannya Kini?

Edu
Anggota Komisi X Usulkan Gerakan Membaca 15-30 Menit Sebelum KBM

Anggota Komisi X Usulkan Gerakan Membaca 15-30 Menit Sebelum KBM

Edu
Mendikdasmen, Mendikti, dan Menbud Rapat Tertutup dengan DPR, Bahas Soal Anggaran

Mendikdasmen, Mendikti, dan Menbud Rapat Tertutup dengan DPR, Bahas Soal Anggaran

Edu
Hasil SKD CPNS 2024 Belum Muncul di Web SSCASN? Ini Solusinya

Hasil SKD CPNS 2024 Belum Muncul di Web SSCASN? Ini Solusinya

Edu
134 Lulusan PIP Semarang Jadi Bagian Pelantikan Terpadu 2024 Sekolah Kedinasan Kemenhub

134 Lulusan PIP Semarang Jadi Bagian Pelantikan Terpadu 2024 Sekolah Kedinasan Kemenhub

Edu
Kisah Tala, Siswa SLBN Cicendo yang 2 Karyanya dapat Sertifikat HAKI

Kisah Tala, Siswa SLBN Cicendo yang 2 Karyanya dapat Sertifikat HAKI

Edu
Soal Penangguhan Gelar Doktor Bahlil Lahadalia, Ini Kata Mendikti Saintek

Soal Penangguhan Gelar Doktor Bahlil Lahadalia, Ini Kata Mendikti Saintek

Edu
Pameran Peringatan 100 Tahun AA Navis Dibuka, Ajak Anak Muda Apresiasi Karya Sastra

Pameran Peringatan 100 Tahun AA Navis Dibuka, Ajak Anak Muda Apresiasi Karya Sastra

Edu
Sekolah Cendikia Harapan Gelar Layanan Komunitas di Perkemahan Danau Buyan Bali

Sekolah Cendikia Harapan Gelar Layanan Komunitas di Perkemahan Danau Buyan Bali

Edu
Simposium Internasional Ukrida Sorot Persoalan Bioetika dan Kecerdasan Buatan

Simposium Internasional Ukrida Sorot Persoalan Bioetika dan Kecerdasan Buatan

Edu
Rahasia Bahagia Biksu Haemin Sunim Setelah 20 Tahun Pencarian

Rahasia Bahagia Biksu Haemin Sunim Setelah 20 Tahun Pencarian

Edu
Sosok Zulfa Tuffahati, Lulus UIN Ar-Raniry Banda Aceh Tanpa Skripsi

Sosok Zulfa Tuffahati, Lulus UIN Ar-Raniry Banda Aceh Tanpa Skripsi

Edu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau