Padahal kulit manggis mengandung senyawa aktif yang masih dapat dimanfaatkan. Salah satunya yaitu digunakan sebagai agen bioreduktor dalam sintesis nanopartikel perak (AgNPs).
AgNPs yang dipreparasi dengan bioreduktor ekstrak kulit manggis berhasil disintesis dan memiliki performa tinggi sebagai sensor kolorimetri untuk deteksi Pb2+.
Semakin tinggi konsentrasi Pb2+ yang diteteskan ke dalam kertas tes strip tersebut, terlihat perubahan warna dari yang awalnya tidak berwarna menjadi kuning-jingga.
"Bentuk dan penggunaan kertas tes strip ini mirip seperti kertas pH universal yang biasa digunakan di laboratorium," terang Khoinurisa.
Baca juga: Program Studi Animasi: Ini Mata Kuliah, Kampus, hingga Prospek Kerjanya
Dia menambahkan, penelitian ini menghasilkan alat deteksi Pb2+ yang sederhana, sensitif, portable, selektif.
Selain itu juga mudah digunakan di lapangan (on site), murah dan cepat, serta tanpa menggunakan bahan kimia beracun.
"Kertas ini mampu mendeteksi sampel sampai level 2,8 ppb. Harapannya inovasi ini dapat terus dikembangkan dan dapat diproduksi secara massal. Baik untuk keperluan monitoring lingkungan, industri, maupun laboratorium," pungkasnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.