Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dosen UB Ceritakan Pengalaman di Inggris Saat Varian Omicron Melanda

Kompas.com - 19/12/2021, 14:41 WIB
Sandra Desi Caesaria,
Albertus Adit

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Varian baru Covid-19 yakni Omicron saat ini menjadi varian yang penyebarannya paling cepat. Salah satunya di Inggris.

Bahkan ada satu kasus orang yang telah meninggal karena varian yang disebut berasal dari Afrika Selatan ini.

Kisah mengenai Omicron di Inggris, diceritakan oleh dosen Hubungan Internasional Universitas Brawijaya (UB), Henny Rosalinda.

Perempuan yang kini menjalani studi S3 di University of Portsmouth ini mengungkapkan penyebaran varian baru ini lebih cepat daripada varian delta.

“Dibandingkan dua Minggu lalu Ketika Omicron masuk ke Inggris, 2-3 hari penularannya bisa dua kali lipat. Kondisinya memang harus waspada dengan virus ini,” ucapnya dilansir dari rilis FISIP UB.

Baca juga: Epidemiolog UGM: Lansia Perlu Vaksin Booster, Cegah Varian Omicron

Henny menyebut pemerintah Inggris memprediksi penyebaran varian baru sangat cepat dan bisa mencapai 1 juta kasus pada bulan Desember ini. Namun dia menyebut tingkat bahaya varian Omicron ini tidak separah varian-varian sebelumnya.

Salah satu yang membuat kasus Covid-19 di Inggris meningkat termasuk varian Omicron menurut Henny karena pemerintah Inggris memberikan akses yang mudah untuk bisa meminta alat tes lateral.

“Lateral ini kita bisa dapat dengan mudah disini. Gratis juga. Bisa ke apotek minta dan akan dikasih satu paket ada 7 biji alat tes lateral. Cari di kampus juga mudah,” ungkapnya.

Bahkan jika dinyatakan positif Covid-19, warga bisa minta tes PCR gratis ke pemerintah setempat. Dari tes PCR yang dilakukan inilah kata Henny diketahui mana yang termasuk varian Omicron mana yang tidak.

“Di inggris kalau PCR bisa melihat dalam virus terindikasi Omicron atau tidak dari adanya Gen S. Kalau varian biasa ada gen S, kalau tidak ada sudah dipastikan mengidap omicron,” sambungnya.

Baca juga: 9 Poin Rekomendasi IDAI untuk Sekolah Tatap Muka

Alumni Magister di Universitas Nagoya ini menyebut kasus di Inggris dengan adanya varian baru ini termasuk besar. Sekitar 3.000 kasus per 14 Desember.

“Padahal awalnya hanya 2 kasus sejak varian ini masuk 2 minggu lalu,” tutur Henny.
Henny menceritakan cepatnya penyebaran varian Omicron ini membuat Pemerintah Inggris mendesak warganya untuk segera mendapatkan vaksin booster atau vaksin ketiga.

Dengan melakukan vaksin booster dipercaya akan memberi proteksi 70-75 persen.
“Saya awalnya nyantai-nyantai tapi kemudian juga didesak untuk ikut. Sekarang kondisinya banyak yang antri untuk vaksin. Tapi disini aksesnya mudah dapat vaksin,” imbuhnya.

Bahkan kata Henny untuk mempercepat vaksinasi ketiga ini, pemerintah Inggris sudah menambah tenaga vaksinator hingga melibatkan militer untuk mendirikan tempat tempat vaksinasi.

“Sekarang yang di bawah 18 tahun diutamakan karena mereka rata-rata masih banyak sekali, anak saya masih 16 tahun juga diminta untuk booster dan baru dapat 24 Desember nanti. Saya awalnya dapat 3 Januari tapi kemudian dokter minta untuk dipercepat dan 11 Desember kemarin selesai,” ceritanya.

Baca juga: Psikolog Universitas Brawijaya Beri 5 Tips agar Vaksinasi Anak Lancar

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com