Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dokter RSND Undip Jelaskan Gejala Asma dan Upaya Pencegahannya

Kompas.com - 04/01/2022, 11:21 WIB
Mahar Prastiwi,
Dian Ihsan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Salah satu jenis penyakit yang bisa diderita semua golongan usia baik anak-anak maupun orangtua adalah asma.

Perlu diketahui, asma adalah penyakit paru-paru yang juga disebut sebagai asma bronkial.

Asma merupakan kondisi saat seseorang mengalami kesulitan bernapas karena berbagai faktor.

Penyebab penyakit asma yang paling umum adalah saluran pernapasan di paru-paru mengalami peradangan sehingga oksigen tidak dapat masuk ke tubuh.

Baca juga: Despro ITS Beri Golden Ticket di SNMPTN 2022, YouTuber Bisa Daftar

Gejala penderita asma

Selain sulit bernapas, penderita asma juga bisa mengalami gejala lain. Seperti mengi atau suara bernada tinggi yang terdengar saat sedang bernapas, batuk-batuk hingga nyeri dada.

Dokter Spesialis Penyakit Dalam Rumah Sakit Nasional Diponegoro (RSND) Universitas Diponegoro (Undip) Dinda Saraswati R mengatakan, asma adalah suatu penyakit peradangan kronik di saluran nafas yang ditandai dengan gejala sesak nafas.

Penderita asma juga mengalami nafas berbunyi atau rasa tidak nyaman ketika bernafas. Hal ini disebabkan karena penyempitan saluran nafas.

"Peradangan bisa disebabkan dari berbagai macam faktor. Antara lain karena infeksi saluran nafas seperti flu atau infeksi bakteri, adanya debu, polusi serta alergen," kata Dinda seperti dikutip dari laman Undip, Selasa (4/1/2022).

Individu yang berisiko menderita asma

Menurut Dinda, sebelum mengetahui gejala asma, perlu diperhatikan juga individu-individu yang berisiko menderita asma, yakni:

  • Orang dengan keturunan keluarga kandung terdapat riwayat asma.
  • Orang-orang yang memiliki bakat alergi seperti gatal-gatal, sering bersin di pagi hari atau sering batuk berlendir di pagi hari.

Baca juga: Pejuang SNMPTN 2022, Ini Lho Kriteria Siswa Dinyatakan Eligible

Gejala umum yang dialami penderita asma adalah sesak nafas yang periodik. Artinya bisa kambuh-kambuhan disertai juga batuk berdahak atau misalnya pengeluaran lendir dahak. Hingga rasa tidak nyaman saat bernafas.

"Kita harus membuka mindset mulai dari lingkup kecil keluarga. Apabila sudah ada gejala mengarah ke asma sebaiknya kita antarkan ke faskes untuk didiagnosis," beber Dinda.

Upaya mencegah asma kambuh

Menurutnya, ketika sudah terdiagnosis dan memang benar menderita asma, tidak ada salahnya keluarga sekandung juga memeriksakan diri.

"Kita harus peduli karena mereka sangat terkait dan genetik itu ada bakatnya. Jika hasil diagnosa ada asma, tentu ada obatnya dan terdapat cara untuk mencapai kontrol asma yang baik," tandas Dinda.

Baca juga: PTM 100 Persen di Jateng, Ganjar: Pantau Prokes Semua Jenjang Sekolah

Salah satu upaya yang bisa diupayakan keluarga yakni menjaga lingkungan yang bersih, tidak banyak debu dan berjemur di pagi hari juga penting. Asma tidak menular, tapi asma ini bisa kambuh jika orang tersebut misalnya terkena flu.

"Kita harus tetap aware terhadap kesehatan paru-paru, baik penyakit menular maupun yang tidak menular," pungkas Dinda.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau