1. Fleksibilitas bagi guru
Guru memiliki kesempatan melakukan pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan peserta didik (teach at the right level).
“Kita menyadari bahwa dunia pendidikan belum sepenuhnya memberikan layanan kepada anak. Anak belum mendapatkan cukup ruang untuk mengeksplorasi kemampuan mereka, minat mereka, dan pilihan-pilihan gaya belajar misalnya,” terangnya.
Baca juga: BCA Buka Magang Bakti Lulusan SMA-SMK dan D1-S1, Ini Cara Daftar
2. Fokus pada materi esensial
Sehingga guru punya cukup waktu untuk pembelajaran yang mendalam bagi kompetensi dasar, seperti literasi dan numerasi.
“Materi yang padat itu cenderung membuat guru menceramahi anak tentang materi yang ada, dari awal sampai akhir, kemudian mengejar target kompetensi, sehingga tidak sempat mengecek apakah anak sudah paham atau tidak,” ungkap Zulfikri.
3. Kurikulum Prototipe akan mendorong pembelajaran berbasis proyek.
Bertujuan untuk pengembangan keterampilan nonteknis (soft skills) dan karakter Profil Pelajar Pancasila yaitu keimanan, ketakwaan dan akhlak mulia, gotong royong, kebinekaan global, kemandirian, nalar kritis, dan kreativitas.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.