Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Epidemiolog Unair Jelaskan Flurona, Koinfeksi Influenza dan Covid-19

Kompas.com - 17/01/2022, 16:15 WIB
Ayunda Pininta Kasih

Penulis

KOMPAS.com - Di tengah meningkatnya kasus Omicron, baru-baru ini muncul isu hadirnya varian baru flurona yang berasal dari Israel.

Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga (Unair), Laura Navika Yamani mengatakan flurona merupakan koinfeksi dari virus influenza dan virus sars-cov-2 (covid-19).

Menurut Laura, timbulnya infeksi ganda atau koinfeksi dalam tubuh manusia, menimbulkan membuat flurona hangat diperbincangkan terlebih di negara dengan empat musim. Sementara di Indonesia, influenza sudah menjadi penyakit yang sering terjadi.

“Sebenarnya, tidak perlu terbebani dengan isu yang beredar. Semuanya masih penuh dengan perkiraan. Selain itu, gejala covid-19 dan influenza memiliki kemiripan. Besar kemungkinan bahwa hal tersebut hanya kepanikan masyarakat dalam menanggapi segala kemungkinan,” ujarnya seperti dirangkum dari laman Unair News, Senin (17/1/2022).

Baca juga: Beasiswa Penuh S2 ke Taiwan 2022, Tunjangan Rp 7,8 Juta Per Bulan

Menurutnya, virus influenza yang terkandung dalam varian baru flurona merupakan salah satu virus yang lazim terjadi pada beberapa manusia, khususnya masyarakat Indonesia.

Hanya saja, untuk beberapa negara yang memiliki empat musim akan merasa “tidak biasa” ketika terserang influenza.

“Dalam hal ini berbeda kasus dengan masyarakat Indonesia, flu sudah menjadi penyakit yang biasa terjadi jika musim hujan tiba. Oleh karenanya, masih belum ada pemeriksaan lebih lanjut terkait dengan flu yang bersamaan dengan covid-19,” imbuhnya.

Virus influenza (flu) sendiri, terang dia, memang sudah menjadi penyakit bawaan yang kerap dianggap “biasa saja”. Kalaupun ada, pasti akan dianggapnya covid-19 saja, atau influenza saja.

“Mengapa demikian? karena keduanya memiliki banyak kesamaan yang menimbulkan asumsi seseorang hanya akan terserang salah satunya. Contoh, gejala covid-19 adalah terdapat flu ringan di dalamnya, lantas bagaimana keduanya bisa dikatakan berbeda?” tegasnya.

Baca juga: 15 Beasiswa Penuh S1-S2 Pendaftaran Januari-Februari 2022

Laura menambahkan penjelasannya bahwa perbandingan bahaya dari flurona dan corona sendiri kurang lebih akan sama, tergantung bagaimana individu akan menanggulangi keadaan tersebut.

“Jika ingin menjauhkan Indonesia dari terjadinya isu penyakit flurona, tentu harus menaati perihal apapun yang disampaikan selama pembatasan, misalnya 3M (menjaga jarak, memakai masker, dan mencuci tangan). Selain itu, di dalamnya juga harus terdapat pola hidup sehat oleh masing-masing individunya,” pungkasnya mengakhiri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau