Hal serupa juga terjadi pada kasus penyakit demam berdarah. Ia mengungkapkan, pada suhu panas (26-35oC) nyamuk akan lebih aktif menggigit. Selain itu, pada suhu yang panas perkembangan nyamuk dari larva hingga dewasa juga semakin singkat. Oleh karena itu, peningkatan suhu berisiko untuk terjadi outbreak penyakit demam berdarah.
“Selain itu, peningkatan temperatur juga dapat mempercepat replikasi virus dengue dalam nyamuk Aedes aegypti serta dapat mempersingkat masa transmisi dari virus,” imbuhnya.
Pada akhir Dr. Rohaida menjelaskan langkah-langkah yang harus dilakukan dalam upaya menekan kasus kematian akibat malaria dan demam berdarah salah satunya melalui peningkatan kesadaran masyarakat.
Ia juga menjelaskan bahwa melibatkan masyarakat dalam praktek pencegahan penyakit malaria dan demam berdarah adalah hal yang harus dilakukan. Karena dengan itu masyarakat bisa melakukan pencegahan sejak dini terhadap penyakit malaria dan demam berdarah.
Baca juga: Kemendikbud Buka Beasiswa S3 bagi Dosen, di Harvard hingga Oxford
“Dan dari pemerintah kita lakukan upaya preventif berupa monitoring terutama di daerah-daerah terpencil sehingga ketika ditemukan kejadian penyakit bisa segera diobati sebelum terjadi penularan,” pungkasnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.