KOMPAS.com - Konflik Rusia-Ukraina masih berlangsung. Rusia terus membombardir wilayah di Ukraina. Korban jiwa termasuk dari warga sipil pun terus berjatuhan.
Tindakan Rusia ini pun dikecam banyak pihak. Bantuan solidaritas juga terus berdatangan.
Banyak warga Ukraina mencari perlindungan di beberapa negara lain termasuk di Polandia.
Dari Agence France-Presse (AFP), Kementerian Dalam Negeri Polandia melaporkan sekitar 500.000 penduduk negara yang dijuluki 'Keranjang Roti Eropa' menyelamatkan diri ke Polandia.
Pemerintah Polandia membentuk posko penerimaan dan menyediakan kebutuhan pokok. Warga Polandia juga banyak yang terlibat aksi solidaritas dan menjadi volunteer atau relawan.
Baca juga: Telkom University Sosialisasikan Permendikbud PPKS
Melihat kondisi pengungsi yang memprihatinkan secara fisik maupun psikis, Dosen Pendidikan Luar Biasa (PLB) Negeri Surabaya (Unesa) Khofidotur Rofiah turut berpartisipasi menjadi relawan membantu pengungsi Ukraina di Polandia.
Perempuan yang akrab disapa Fia ini tengah menempuh program Doktor pada Department Pedagogical University of Cracow, Polandia. Sehingga di sela-sela waktu kuliahnya dia ikut mengabdikan diri sebagai relawan.
Fia mengungkapkan, semenjak gelombang pengungsi berdatangan ke Polandia, warga setempat mengumpulkan semua kebutuhan pokok. Mulai dari makanan, pakaian, baju, selimut, perlengkapan mandi, mainan anak-anak, obat-obatan dan lain lain sebagainya.
Bantuan tersebut kemudian secara cepat disalurkan kepada pengungsi.
"Alhamdulilah saya dapat kesempatan untuk membantu mengumpulkan, menyeleksi, mengemas dan menyalurkan berbagai kebutuhan pokok kepada para pengungsi," ujar Fia seperti dikutip dari laman Unesa, Minggu (6/5/2022).
Baca juga: Pura Group Indonesia Buka Lowongan Kerja Lulusan D3/S1, Buruan Daftar
Fia mengaku, selama menjadi relawan cukup menguras tenaga, waktu dan butuh mobilitas tinggi serta was-was yang selalu menghantui.
Namun, hal itu tidak menjadi hambatan yang berarti. Karena urusan kemanusiaan adalah yang terpenting.
Jadi volunteer juga bukan yang pertama baginya. Sejak jadi mahasiswa sampai diangkat jadi dosen, dia aktif dalam berbagai kegiatan sosial kemanusiaan pada Pusat Studi dan Layanan Disabilitas (PSLD) Unesa.
Baca juga: Ini Daftar 74 Lokasi Pusat UTBK SBMPTN 2022
Dia menambahkan, perang dua negara tersebut sangat mengkhawatirkan dan mengancam keselamatan penduduk. Tidak hanya di negara yang berperang, tetapi juga negara di sekitarnya.
"Warga di Polandia saja khawatir dan takut, apalagi warga Ukraina dan Rusia. Tentu secara psikologis sangat terguncang," ungkapnya.
Warga Ukraina yang mengungsi, lanjutnya, terbagi dalam beberapa kategori. Ada yang memiliki tujuan untuk menyelamatkan diri ke keluarga, kerabat atau temannya di Polandia dan banyak juga yang tidak memiliki keluarga atau teman.
"Di pusat atau posko penerimaan, pemerintah siapkan pusat informasi. Nanti mereka yang ada keluarganya diarahkan ke daerah tujuan, bahkan disiapkan akomodasi," terangnya.
Baca juga: Circle K Buka Lowongan Kerja bagi Lulusan SMA/SMK, Ayo Daftar
Sementara, bagi pengungsi yang tidak memiliki keluarga disiapkan akomodasi dan kebutuhan pokok di pusat pengungsian dan pemerintah menjamin hak-haknya.
"Namanya perang menyangkut keselamatan tentu takut dan tertekan. Kasihan dengan warga yang rentan-rentan. Seperti kalangan orangtua, ibu-ibu dan anak-anak. Saya gak kebayang ada di posisi mereka. Semoga segera mungkin konflik usai dan dua negara segera berdamai," pungkas Fia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.