Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan Dibalik Perilaku Flexing Menurut Dosen UM Surabaya

Kompas.com - 16/03/2022, 12:41 WIB
Mahar Prastiwi

Penulis

KOMPAS.com-- Flexing adalah istilah yang digunakan bagi seseorang yang sering pamer kekayaan.

Flexing ini relevan dengan kondisi saat ini yang mana masyarakat sering melihat orang-orang yang biasa disebut crazy rich suka pamer kekayaannya di media sosial.

Hal yang dipamerkan pun beragam, bisa berupa barang-barang, atau hal lain yang dianggap lebih unggul dari orang lain.

Fenomena flexing ini menarik perhatian Dosen Psikologi Universitas Muhammadiyah Surabaya (UM Surabaya) Dewi Ilma Antawati.

Baca juga: Fungsi dan Bahaya Klorin, Siswa Yuk Belajar

Alasan orang berperilaku flexing dari kacamata psikologi

Menurutnya, ada penyebab fenomena melakukan pamer harta atau flexing di media sosial. Ilma menjelaskan, perilaku flexing merupakan perilaku instingtif dalam menjalin relasi.

Dia memberikan perumpamaan seekor merak akan memamerkan ekor indahnya untuk menarik perhatian lawan jenisnya.

"Pada manusia dalam Ilmu Psikologi Sosial menyebutkan bahwa memamerkan sesuatu yang dimiliki dilakukan untuk menunjukkan status sosial seseorang. Dengan harapan lebih menarik di mata orang lain sehingga dapat memperluas pergaulan," terang Ilma seperti dikutip dari laman UM Surabaya, Rabu (16/3/2022).

Sementara itu dalam psikologi klinis, perilaku flexing dikaitkan dengan rasa tidak aman atau insecurity yang dimiliki seseorang. Sehingga ada dorongan untuk memamerkan apa yang menurutnya unggul pada orang lain.

"Itulah sebabnya ada orang yang merasa tidak percaya diri datang ke pesta atau acara-acara tertentu jika tidak mengenakan barang bermerek, Mereka juga lebih nyaman jika datang mengenakan barang bermerek. Hal ini karena adanya kekhawatiran tidak diterima atau dianggap rendah orang lain," ungkap dia.

Baca juga: Pentingnya Pola Asuh Mindful Parenting, Orangtua Wajib Tahu

Ilma menambahkan, perilaku flexing dapat berdampak pada relasi dengan orang lain. Khususnya ketika berada di lingkungan baru.

 

Cara agar tidak ikut berperilaku flexing

Penelitan menunjukkan bahwa ketika seseorang memamerkan apa yang dimilikinya justru membuatnya menjadi sulit bergaul atau diterima oleh orang lain.

Dalam hasil penelitian banyaknya komentar negatif pada konten media sosial yang berisikan perilaku flexing secara finansial juga berdampak meningkatkan konsumerisme. Karena perilaku belanja dilakukan untuk meningkatkan status sosial, bukan murni karena kebutuhan.

Dia memberikan penjelasan bagaimana masyarakat menyikapi flexing. Jika dalam posisi pengamat, maka respon masyarakat tidak perlu berlebihan terhadap orang yang melakukan flexing. Cukup memahami mengapa seseorang melakukan hal tersebut.

Baca juga: Daftar Kampus Top Dunia Tujuan Beasiswa IISMA 2022

Untuk mencegah tidak menjadi orang yang berperilaku flexing, maka perlu mengenal kekuatan dan kelemahan diri, menerima kekuatan dan memaafkan kelemahan yang dimiliki.

"Selain itu kita berusaha terus melakukan pengembangan diri. Serta meningkatkan empati dengan cara memperbanyak kegiatan sosial dan berbagi dengan orang lain," tutup Ilma.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terkini Lainnya

Beasiswa JIS untuk Siswa Kelas 8-10, Gratis Biaya Sekolah Sampai Lulus

Beasiswa JIS untuk Siswa Kelas 8-10, Gratis Biaya Sekolah Sampai Lulus

Edu
Ramai Tagar KaburAjaDulu, Cek 10 Beasiswa S1-S3 Gratis ke Luar Negeri Tak Wajib Pulang ke Indonesia

Ramai Tagar KaburAjaDulu, Cek 10 Beasiswa S1-S3 Gratis ke Luar Negeri Tak Wajib Pulang ke Indonesia

Edu
Menteri Mu’ti: ASN Harus Kerja Lebih Cerdas dan Inovatif di Tengah Efisiensi Anggaran

Menteri Mu’ti: ASN Harus Kerja Lebih Cerdas dan Inovatif di Tengah Efisiensi Anggaran

Edu
Syarat Nilai Rapor untuk Daftar IPDN dan Jurusannya, Kuliah Gratis Bisa Jadi CPNS

Syarat Nilai Rapor untuk Daftar IPDN dan Jurusannya, Kuliah Gratis Bisa Jadi CPNS

Edu
Kemenag: 39.012 Siswa Daftar Madrasah Aliyah Unggulan Tahun 2025

Kemenag: 39.012 Siswa Daftar Madrasah Aliyah Unggulan Tahun 2025

Edu
Anak Usaha PT KAI Buka Lowongan Kerja Pramugara-Pramugari 2025, Lulusan SMA Bisa Daftar

Anak Usaha PT KAI Buka Lowongan Kerja Pramugara-Pramugari 2025, Lulusan SMA Bisa Daftar

Edu
Pendanaan Riset Kampus Swasta, Mendikti Brian Akan Dorong Industri Investasi Riset

Pendanaan Riset Kampus Swasta, Mendikti Brian Akan Dorong Industri Investasi Riset

Edu
Mendikti Brian Sebut Kampus Vokasi Juga Bekali Sains dan Teknologi

Mendikti Brian Sebut Kampus Vokasi Juga Bekali Sains dan Teknologi

Edu
Tes CBT Masuk MAN Unggulan Berlangsung 2 Hari, Catat Tanggal Pengumumannya

Tes CBT Masuk MAN Unggulan Berlangsung 2 Hari, Catat Tanggal Pengumumannya

Edu
Kemendikdasmen: Pembelajaran Saat Ramadhan 2025 Jangan Membebani Siswa

Kemendikdasmen: Pembelajaran Saat Ramadhan 2025 Jangan Membebani Siswa

Edu
Viral Kabur Aja Dulu, Dosen UGM: Itu Karena Negara Kurang 'Hadir' di Masyarakat

Viral Kabur Aja Dulu, Dosen UGM: Itu Karena Negara Kurang "Hadir" di Masyarakat

Edu
39 Ribu Lebih Siswa Ikuti Seleksi Masuk MAN Unggulan 2025

39 Ribu Lebih Siswa Ikuti Seleksi Masuk MAN Unggulan 2025

Edu
8 Makanan Manusia Boleh Dimakan Kucing, Dosen IPB: Ada Sayuran

8 Makanan Manusia Boleh Dimakan Kucing, Dosen IPB: Ada Sayuran

Edu
Cerita Vicky Jadi Guru PAUD di Jerman, Gaji Rp 60 Juta Per Bulan

Cerita Vicky Jadi Guru PAUD di Jerman, Gaji Rp 60 Juta Per Bulan

Edu
Beasiswa S2-S3 ke Irlandia, Kuliah Gratis dan Dapat Tunjangan Rp 170 Juta

Beasiswa S2-S3 ke Irlandia, Kuliah Gratis dan Dapat Tunjangan Rp 170 Juta

Edu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau