KOMPAS.com - Tanaman buah dalam pot (tabulampot) kini banyak dijumpai di mana saja. Sebab, budidaya ini punya benefit yang baik atau keuntungannya lebih besar.
Tak hanya itu saja, budidaya tabulampot tingkat keberhasilan cukup tinggi, dapat berbuah di luar musim, mudah dipindah, dan dapat dikembangkan di berbagai lahan.
Selain itu, manfaat lain dari tambulampot adalah adanya buah yang dihasilkan dalam proses budi dayanya.
Baca juga: Mahasiswa UNY Inovasi Biji Karet Jadi Tempe
Seperti pada umumnya tanaman, tabulampot juga memerlukan pemupukan. Tapi, masyarakat sekarang lebih mengenal pupuk kimia daripada pupuk organik.
Padahal, pupuk organik merupakan pupuk dengan bahan dasar yang diambil dari alam dengan jumlah dan jenis unsur hara yang terkandung secara alami.
Terkait hal itu, sekelompok mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) membuat pupuk yang terbuat dari bahan alami limbah air budidaya ikan lele sistem bioflok dan kotoran ayam, sehingga ramah lingkungan dan tidak menimbulkan efek negatif jangka panjang bagi tanaman.
Pada mahasiswa itu yaitu Irfan Aldi Fitrian dan Annisa Kusumawati, Ahmad Sauki Al Zamani dan Shibghotulloh Umar Rosyadi.
Mereka melakukan inovasi membuat pupuk organik berbentuk cair dan berfungsi untuk memacu pertumbuhan tanaman khususnya tabulampot.
Menurut Irfan Aldi, pupuk organik merupakan salah satu bahan yang sangat penting dalam upaya memperbaiki kesuburan tanah secara aman.
Baca juga: Mobil Balap Listrik UNY Siap Tampil di IIMS, Punya Keunggulan Ini
Dalam arti produk pertanian yang dihasilkan terbebas dari bahan–bahan kimia yang berbahaya bagi kesehatan manusia sehingga aman dikonsumsi.
Dikatakan, budidaya ikan lele sistem bioflok merupakan usaha budidaya ikan lele dengan padat tebar tinggi, penggunaan jumlah pakan yang tinggi, penambahan aerase dan penggantian air secara berkala dalam jumlah besar serta menghasilkan air limbah yang besar pula.
Adapun air limbah budidaya lele sistem bioflok di dalamnya berupa akumulasi residu organik yang berasal dari sisa pakan, kotoran lele, partikel-partikel pakan serta bakteri dan alga.
"Air limbah budidaya lele sistem intensif dapat diolah menjadi pupuk organik khususnya pupuk organik cair," ujarnya dikutip dari laman UNY, Senin (21/3/2022).
Sayangnya potensi air limbah budidaya lele tersebut belum dimanfaatkan secara optimal bahkan sering dijumpai pembudidaya lele masih membuang begitu saja air limbah tersebut di sekitar pemukiman.
Air hasil budidaya sistem bioflok mengandung banyak bahan organik khususnya kandungan nitrogen yang tinggi. Kandungan nitrogen yang terdapat pada air budidaya ini dapat dimanfaatkan sebagai pupuk pada tanaman.
Annisa Kusumawati menambahkan kotoran ayam juga bisa dimanfaatkan sebagai pupuk organik bagi tanaman karena mengandung unsur nitrogen yang cukup tinggi, diikuti dengan kalium serta fosfor.
"Jika dibandingkan dengan pupuk kandang lainnya, pupuk kompos dari kotoran ayam mempunyai kandungan hara yang tertinggi," tutur Annisa.
Baca juga: Wisudawan UNY Ini Lulus Sarjana Tanpa Skripsi, Simak Ceritanya
Hal tersebut dikarenakan bagian cair dan bagian padat dari feses ayam tercampur jadi satu dimana unsur nitrogennya tiga kali lipat lebih banyak dari jenis pupuk lain.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.