Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dokter Unair: Sakit Maag, Lakukan Tips Ini Saat Berpuasa

Kompas.com - 25/04/2022, 16:06 WIB
Ayunda Pininta Kasih

Penulis

KOMPAS.com - Dokter klinik Pusat Layanan Kesehatan Universitas Airlangga (PLK Unair), Rima Dwi Yanantika memberikan sejumlah kiat bagi penderita maag agar lancar menjalani puasa ramadan.

Dokter Rima menjelaskan bahwa ada banyak macam penyakit lambung, salah satunya dispepsia yang awam dikenal oleh telinga masyarakat sebagai penyakit maag.

Dispepsia, lanjutnya, kemudian dibagi lagi menjadi dua, yakni fungsional yang menyerang fungsi dan struktural yang menyerang struktur atau organ.

“Nah, jadi yang fungsional ini justru ternyata membaik (penyakitnya) dengan berpuasa karena dengan berpuasa kita mendapatkan jadwal makan yang fiks. Dan pencernaan kita juga istirahat dalam rentang waktu tertentu,” terang Dokter Rima dilansir dari laman Unair.

Baca juga: Uang Saku Di Atas Rp 10 Juta Per Bulan, Daftar 10 Beasiswa S1-S2 Ini

Penyakit maag yang umum, jelasnya, ditandai dengan nyeri di ulu hati, kembung, mual, atau bahkan rasa terbakar di ulu hati ini.

Hal tersebut, sambungnya, dominan diderita oleh seseorang dengan usia produktif serta disebabkan oleh pola makan tidak teratur, jenis makanan dan minuman yang tidak sesuai, pola hidup, dan stres.

Tips konsumsi makanan saat puasa bagi penderita maag

Dokter Rima juga memberikan tips berpuasa bagi penderita dispepsia fungsional, diawali pada saat sahur.

Ia mengatakan harus ada rehidrasi cairan agar tidak mengalami dehidrasi serta proses konsumsi makanan harus dilakukan secara perlahan-lahan dan dalam jumlah yang wajar.

Tips dari Dokter Rima selanjutnya adalah dengan mengonsumsi makanan tinggi serat ketika sahur agar lambung bisa terisi lebih lama.

Baca juga: 5 Cara Menentukan Jumlah Uang Jajan Anak SD-SMA Menurut Ahli

Selain itu, terutama setelah sahur, Dokter Rima juga mengimbau agar tidak tidur dengan posisi telentang karena akan menyebabkan arus balik ke saluran cerna yang lebih atas.

“Solusinya adalah mungkin kita bisa ganjal dengan tumpukan bantal. Jadi, posisi bahu dan kepala kita lebih tinggi daripada perut kita,” ujarnya.

Untuk berbuka, Rima juga memegang prinsip yang sama seperti sahur. “Bisa berbuka dengan minuman hangat, makanan ringan, lalu di jeda salat Maghrib dulu, baru kita ke makanan utama,” jelasnya.

Dokter Rima kemudian kembali menyinggung terkait penyakit dispepsia struktural yang kemungkinan tidak bisa menjalankan ibadah puasa secara sempurna.

Ia mengungkap bahwa sebelum berpuasa, penderita dispepsia struktural harus meminta diagnosis dokter bersangkutan untuk mengetahui apakah ia dapat turut menjalankan ibadah puasa atau tidak.

Baca juga: Kemendikbud Gelar Kompetisi Esai bagi Siswa-Mahasiswa, Total Hadiah Rp 10 Juta

Dalam penutupnya, Rima kembali menekankan bahwa ada beberapa hal yang harus diingat.

“Diperhatikan faktor-faktor pencetus yang meningkatkan asam lambung, misalnya makanan bersantan, berminyak, pedas, asam, gorengan, dan juga minuman bersoda, hati-hati,” pesannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com