Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Begini Cara Mencegah Hepatitis Akut ala Dosen FK UNS

Kompas.com - 13/05/2022, 15:47 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 belum usai, kini ada lagi penyakit yang patut diwaspadai. Yakni adanya hepatitis akut misterius.

Bahkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang mengumumkan Covid-19 sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB), kini WHO menetapkan hepatitis akut misterius menjadi KLB pada 15 April 2022.

Tentunya, hepatitis akut misterius dinilai mulai meresahkan masyarakat dunia. Sebab, WHO menemukan ada 170 kasus hepatitis akut misterius di 12 negara yang ada di Eropa, Amerika, dan Asia.

Baca juga: Dosen FK Unair: Ini Cara agar Kulit Sehat dan Kencang

Adapun hepatitis akut tersebut menyerang anak-anak usia di bawah 16 tahun. Tak hanya itu saja, penyakit ini juga mulai masuk ke Indonesia.

Hingga saat ini Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melaporkan ada 15 kasus hepatitis akut dengan total penderita yang meninggal dunia sebanyak lima orang.

Hal ini tentunya membuat para orang tua menjadi was-was. Dengan harapan anaknya tetap sehat dan terhindar dari hepatitis akut misterius.

Terkait hal itu, Dosen Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Dr. Dhani Redhono Harioputro, dr., Sp.PD., KPTI. memberikan imbauan.

Yakni bagi para orang tua untuk mengecek gejala penyakit ini pada anak-anaknya. Dokter Dhani menjelaskan bahwa penyakit ini memiliki ciri-ciri yang cukup mencolok.

Ciri-ciri gejala hepatitis akut

Adapun ciri-ciri yang cukup mencolok yakni:

1. Ada warna kuning pada bagian mata. Itu merupakan akibat dari bilirubin yang tinggi.

2. Jika kadar bilirubinnya semakin tinggi, kulit anak juga akan menjadi kuning.

Baca juga: Ciri-ciri Kolesterol Tinggi dari Ners Unair

3. Mata yang seharusnya putih jadi kuning.

4. Kemudian bisa terlihat di telapak tangan dan kaki.

5. Air seninya juga berwarna seperti teh.

"Kadang-kadang disertai feses yang berwarna pucat," ujar Dr. dr. Dhani dikutip dari laman UNS, Kamis (12/5/2022).

6. Selain ciri-ciri tersebut, ia juga mengungkapkan bahwa penderita biasanya akan mengalami demam, mual atau muntah, badan terasa sakit, hingga diare.

Jika anak memiliki tanda-tanda tersebut, Dr. dr. Dhani menyarankan para orang tua agak segera membawa anak mereka ke dokter.

Proses penularan hepatitis

Ia juga mengungkapkan bahwa penyakit ini tidak ditularkan antarmanusia. Namun, penularannya melalui media-media tertentu. Pada kasus hepatitis akut ini, WHO menduga media yang sering menjadi penularannya adalah makanan dan minuman.

Baca juga: Guru Besar UNY: Ingin Sehat, Budayakan Konsumsi Rendah Minyak

Hal ini mirip dengan hepatitis A dan E yang penularannya melalui media makanan. Namun, berbeda dengan hepatitis B, C, dan D yang penularannya melalui cairan tubuh.

Jadi, tidak menular antarmanusia, tapi dapat ditularkan melalui beberapa media.

"Maksudnya kalau memang dugaan terakhir WHO ada dugaan infeksi dari arbovirus, penderita bisa terkontaminasi dari makanan. Jadi makanan atau minuman bisa menularkan virus ini," terangnya.

Cara mencegah hepatitis akut

Sedangkan cara mencegah hepatitis akut pada anak, ia menyarankan masyarakat agar:

1. Selalu menaati protokol kesehatan. Peran masker cukup penting untuk menghindarkan diri dari berbagai virus.

2. Para orang tua agar mengingatkan anaknya selalu mencuci tangan sebelum makan. Cuci tangan yang benar dapat menghilangkan virus di tangan.

Baca juga: Pulang Kampung, Alumnus UNS Crazy Rich Grobogan Disambut Meriah Warga

"Untuk menghindari, tetap menggunakan prokes saat ini. Kedua, cuci tangan dulu sebelum kita mengonsumsi makanan karena ini diduga ditularkan melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com