Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dokter UMM Beri Tips Penanganan Pertama Korban Kecelakaan

Kompas.com - 17/05/2022, 10:12 WIB
Mahar Prastiwi,
Dian Ihsan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kecelakaan bisa terjadi kapan saja dan dimana saja. Tidak hanya kecelakaan lalu lintas, peristiwa ini juga bisa terjadi saat bekerja bahkan saat berada di obyek wisata sekalipun.

Seperti yang terjadi di Kenjeran Park Surabaya beberapa waktu lalu. Beberapa pengunjung terjatuh saat tengah bermain seluncuran air di area Kenjeran Park Surabaya.

Salah satu dokter spesialis bedah Rumah Sakit Umum (RSU) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), dr. Andi Abdillah mengimbau pada masyarakat untuk bertindak tepat jika berada di situasi seperti itu.

Menurutnya, kecelakaan dapat menyebabkan luka ringan hingga luka berat.

Baca juga: Siswa, Tahukah Kamu 7 Tempat di Dunia Ini Terlarang untuk Dikunjungi?

Jangan panik

Dalam menghadapi kondisi tersebut, masyarakat awam diharap tidak melakukan hal-hal yang malah memperparah keadaan hingga nanti petugas medis datang.

Ia memberikan beberapa langkah pertolongan pertama untuk mencegah risiko yang lebih parah bagi korban kecelakaan.

"Hal pertama dan utama adalah jangan merasa panik. Kita harus bisa mengontrol diri sebagai orang yang ingin menolong agar tindakan yang diperbuat bisa baik pula," urai Andi seperti dikutip dari laman UMM, Senin (16/5/2022).

Baca juga: Dosen UM Surabaya: Waspadai 8 Gejala Hepatitis Akut pada Anak

Masyarakat yang berada dalam kondisi tersebut, bisa memposisikan diri sebagai leader di lokasi kejadian. Sebisa mungkin, minta orang lain untuk ikut tenang dan jangan panik.

"Selain itu juga menunjuk satu dua orang untuk segera menghubungi pihak medis atau rumah sakit," tuturnya.

Periksa kesadaran korban

Dia menambahkan, langkah lain yang harus dilakukan jika mengalami situasi kecelakaan seperti itu yakni periksa kesadaran korban.

Andi menjelaskan, langkah ini melihat korban mana yang menjadi prioritas untuk ditolong.

Dalam istilah medis, langkah ini disebut dengan triase. Yaitu sistem yang digunakan dalam mengidentifikasi korban dengan cedera yang mengancam jiwa untuk kemudian diberikan prioritas dan dievakuasi ke fasilitas kesehatan.

"Korban yang tidak sadar, kemungkinan mengalami cedera pada bagian otak atau kepala, tulang belakang leher ataupun pendarahan dalam. Jadi kita memprioritaskan mereka yang mengalami luka berat," tambahnya.

Baca juga: LTMPT: 4 Hal Ini Harus Disiapkan Sebelum Pelaksanaan UTBK 2022

Selanjutnya, masyarakat juga diminta untuk memeriksa pernapasan dan kondisi luka yang diderita para korban.

Menurut Andi, sangat penting untuk memeriksa pernapasan agar para korban tidak kekurangan oksigen usai mengalami kecelakaan.

Langkah ini bisa dilakukan dengan screening, menanyakan pada korban mengenai keluhan sakitnya pada bagian tubuh mana.

Jangan memberi minum pada korban

Andi menuturkan, jika terdapat cedera bagian tangan atau kaki, diusahakan untuk memposisikan tangan atau kaki tetap lurus dan tidak menekuk.

Baca juga: Tren Bitcoin di Indonesia, Ini Penjelasan Dosen Informatika UMM

Sementara, jika ada luka luar atau pendarahan pada korban, bisa dengan menekan bagian luka dengan kasa atau kain bersih untuk menghentikan atau mengurangi pendarahan.

"Satu hal penting lain yakni jangan memberi minum atau menyiram air pada korban yang tidak sadar. Ini tindakan yang cukup berbahaya karena bisa saja air masuk melalui saluran pernafasan kemudian malah membuat korban susah bernafas," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com