Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siswa, Ini 4 Golongan Sosial di Kerajaan Mataram Kuno

Kompas.com - 24/05/2022, 12:37 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Kebudayaan Hindu-Buddha di Nusantara dimulai sekitar abad ke-IV Masehi. Tentu, kebudayaan Hindu-Buddha di Nusantara berkembang bersamaan dengan perkembangan beberapa kerajaan.

Umumnya kerajaan-kerajaan itu berpusat di Pulau Jawa, sehingga peninggalan kebudayaan Hindu dan Buddha masih dijumpai dengan mudah di Jawa, terutama di Jawa bagian tengah dan bagian timur.

Bagi siswa yang sedang belajar sejarah, terutama mengenai Kerajaan Mataram Kuno, maka harus paham beberapa hal terkait Kerajaan Mataram Kuno.

Baca juga: Siswa, Ini Daftar Raja Kerajaan Banten

Berdasarkan temuan prasasti Kerajaan Mataram Kuno berkembang sekitar abad VIII-X M. Berikut ini dijelaskan mengenai kehidupan sosial Kerajaan Mataram Kuno berdasarkan prasasti.

Adapun informasi dirangkum dari laman patrawidya.kemdikbud.go.id. Berikut ini penjelasannya.

Masyarakat Jawa Kuno dapat dibagi menjadi beberapa golongan. Pada abad X Masehi telah dikenal adanya pembagian kasta dengan penyebutan seperti di India, yaitu golongan Brahmana, Kesatria, Waisya, dan Sudra.

Keempat golongan disebut dengan istilah catur warna. Meskipun secara tersurat disebutkan adanya pembagian kasta, namun tidak dijelaskan apakah seketat di India.

Golongan sosial di Kerajaan Mataram Kuno

Adapun pembagian golongan masyarakat Kerajaan Mataram Kuno berdasarkan prasasti sebagai berikut.

1. Brahmana (Golongan Agamawan)

Secara fungsional kaum Brahmana dianggap memahami kitab-kitab suci Hindu dan dianggap mengetahui berbagai upacara-upacara keagamaan. Kaum Brahmana dianggap dapat memberi perlindungan terhadap kodrat-kodrat yang lebih tinggi.

Baca juga: Siswa, Seperti Ini Sejarah hingga Masa Runtuhnya Kerajaan Kediri

Melalui merekalah agama Hindu itu masuk dan berkembang. Golongan Brahmana memiliki peran dalam bidang keagamaan sebagai pemimpin upacara keagamaan.

Golongan Brahmana sebagai orang yang mengetahui agama Hindu-Buddha merupakan seorang guru. Brahmana tersebut mengajarkan konsep keagamaan Hindu-Buddha kepada murid atau siswa.

2. Kesatria (Golongan Bangsawan atau Pejabat Kerajaan)

Golongan Kesatria merupakan golongan yang terdiri atas raja dan pejabat kerajaan. Salah satu prasasti yang menyebutkan golongan kesatria ialah Prasasti Ramwi.

3. Waisya (Golongan Pedagang)

Golongan Waisya terdiri atas masyarakat yang berprofesi sebagai pedagang. Golongan pedagang merupakan golongan masyarakat yang sudah dikenal pada masa Kerajaan Mataram Kuno.

Keberadaan pedagang dapat diketahui berdasarkan temuan Prasasti Ramwi (804 Saka). Tuha daga? merupakan pemimpin para pedagang. Keberadaan tuha daga? menguatkan adanya kelompok masyarakat yang berprofesi sebagai pedagang.

Para pedagang tersebut dipimpin oleh seorang ketua yang bernama tuha daga?. Mengenai komoditas atau aktivitas perdagangan dijelaskan dalam pembahasan kehidupan ekonomi Kerajaan Mataram Kuno berdasarkan prasasti.

Baca juga: Siswa, Seperti Ini Kerajaan Samudra Pasai dalam Jalur Pelayaran

4. Sudra (Golongan Masyarakat Biasa)

Golongan Sudra berdasarkan prasasti peninggalan Kerajaan Mataram Kuno yang ditemukan di sekitar Candi Borobudur tidak menyebutkan hal tersebut.

Tetapi, prasasti yang ditemukan di tempat lain dari masa Kerajaan Mataram Kuno menyebutkan golongan masyarakat biasa. Salah satu prasasti yang menyebutkan keberadaan golongan masyarakat biasa ialah Prasasti Luitan (823 Saka).

Berdasarkan Prasasti Luitan terdapat golongan masyarakat yang disebut katik. Katik diartikan sebagai pembantu. Keberadaan katik dapat menggambarkan bahwa terdapat golongan masyarakat kelas bawah pada masa Kerajaan Mataram Kuno.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com