Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahasiswa Unpad Sukses Beternak Ulat Jerman, Ini Ceritanya

Kompas.com - 28/05/2022, 13:27 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Kebanyakan, anak muda menjalankan bisnis online yang lebih mudah. Tetapi, sangat jarang melakukan bisnis yang satu ini.

Ternyata, mahasiswa Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran (Unpad) Eri Erianto melakukan budi daya ulat-ulatan.

Menurut dia, ternak ulat dapat potensial menghasilkan pendapatan yang tinggi karena manfaat yang dihasilkan.

Baca juga: Mahasiswa UNS Dapat Investasi dari Menteri karena Bisnis Mi Ayam Goreng

Salah satu budi daya ulat yang menjanjikan adalah budi daya ulat Jerman (Zophobas morio).

Untuk pakan hewan

Ulat jerman atau yang dikenal dengan sebutan super worm merupakan jenis ulat yang banyak digunakan sebagai pakan reptil, burung, unggas, dan ternak lainnya.

Sebab, kandungan protein dan zat gizi pada ulat jerman lebih tinggi daripada jenis ulat lainnya.

Selain itu, ulat Jerman juga bisa digunakan sebagai tambahan bahan baku produk kecantikan karena kandungan proteinnya yang bagus untuk kulit. Di beberapa negara, ulat ini banyak dijadikan sebagai pengganti protein hewani.

Eri menjelaskan, sejak awal pandemi Covid-19, Eri mulai menggeluti budi daya ulat Jerman dengan belajar dari para senior, dosen, dan tenaga laboran di Fapet Unpad.

Bahlan sampai saat ini, budi daya ulat Jerman milik Eri mampu meraih omset hingga jutaan rupiah per bulan.

Baca juga: 6 Tips Bisnis Menjahit Rumahan buat Pelajar, Gampang Dicoba

Bisnisnya berkembang pesat

Ia menceritakan, awalnya mencoba membeli indukan ulat Jerman sebanyak 100 ekor dari kakak tingkatnya di Fapet Unpad. Seiring dengan kebutuhan akan tambahan biaya, Eri pun memilih untuk budi daya ulat Jerman kecil-kecilan.

"Pada awal saya beternak ulat Jerman saya belum mengetahui bagaimana tata cara pemeliharaannya dan kemana menjualnya," ujarnya dikutip dari laman Unpad, Sabtu (28/5/2022).

"Namun seiring berjalannya waktu saya banyak belajar dari kakak tingkat, peternak yang ada di daerah Majalaya selain itu saya juga mendapatkan ilmu dari YouTube," jelasnya.

Kini, budi daya yang digelutinya berkembang pesat. Sampai saat ini, Eri mampu panen setiap 15 hari sekali.

Dalam sekali panen ia bisa menghasilkan 5 sampai 20 kilogram ulat Jerman dengan harga antara Rp 40 ribu – Rp 80 ribu per kilogram.

Baca juga: Bisa Biayai Kuliah, Yuk Intip Bisnis Anti-Mainstream Mahasiswa UNY

"Dengan digelutinya budi daya ulat Jerman, mudah mudahan dapat mendorong kaum muda atau kaum milenial untuk berternak ulat," harapnya.

"Ini karena banyak manfaatnya dan keuntungan juga cukup besar serta pemeliharan ulat tersebut tidak terlalu sulit dan dapat di panen sebulan 2 kali," imbuh Eri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com