Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Indonesia dan Prancis Berkolaborasi untuk Tingkatkan Kualitas Pendidikan SMK

Kompas.com - 03/06/2022, 13:41 WIB
Alek Kurniawan,
Sri Noviyanti

Tim Redaksi

KOMPAS.comPemerintah Indonesia dan Prancis sepakat bekerja sama untuk menguatkan pembangunan sumber daya manusia (SDM) melalui pendidikan vokasi.

Program kerja sama antara pemerintah Indonesia dan Prancis tersebut diimplementasikan dalam program Sekolah Menengah Kejuruan Pusat Keunggulan (SMK PK). Sebelumnya, program ini dikenal dengan istilah SMK Center of Excellence (CoE) dan sudah berjalan sejak 2019.

Adapun sasaran target dari kerja sama tersebut adalah sejumlah 124 SMK yang menyelenggarakan kompetensi keahlian kelistrikan, energi terbarukan, dan automasi industri. Hingga 2022, program ini sudah melampaui target dengan membantu 125 SMK yang tersebar di seluruh Tanah Air.

Dalam kerja sama tersebut, Schneider Electric Indonesia turut berkontribusi menjadi industry knowledge partner dalam transformasi ekosistem pendidikan vokasi.

Baca juga: Tantangan Penerapan Edge Computing dan Strategi Perusahaan dalam Transisi Digital

Sementara itu, Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI) bersama dengan Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi Bidang Mesin dan Teknik Industri (BBPPMPV BMTI) di Bandung menjadi pihak yang aktif dalam melakukan peningkatan kompetensi guru kejuruan.

Melalui program up-skilling dan re-skilling guru kejuruan, program tersebut telah melatih sebanyak 340 guru kejuruan dan teknisi hingga 2021. Hasil pelatihan tersebut kemudian disalurkan kepada 630 guru lain dan 12.500 siswa SMK yang tersebar di seluruh Indonesia.

Apresiasi dan kepercayaan

Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Suharti mengatakan, pihaknya mengapresiasi komitmen Pemerintah Prancis melalui Schneider Electric untuk terlibat dalam menghasilkan lulusan vokasi berkualitas.

“Kami berharap, ke depan akan semakin banyak industri yang menjadikan SMK sebagai bagian dari daya saing peningkatan ekonomi dan produktivitasnya,” tutur Suharti dalam keterangan pers yang diterima Kompas.com, Jumat (3/6/2022).

Keterlibatan serta partisipasi dari pemerintah Perancis dan Schneider Electric, lanjutnya, menjadi bukti bahwa SMK mendapatkan kepercayaan dari industri berskala internasional.

Baca juga: Schneider Go Green, Wadah Generasi Muda Berinovasi di Bidang Energi Berkelanjutan

“Kerja sama yang dibangun merupakan bentuk diplomasi kedua negara. Oleh sebab itu, poin-poin kerja sama harus bersifat mutual-benefit atau saling menguntungkan. Jika sudah link and match, kami meyakini bahwa vokasi di Indonesia mampu memberikan sumbangsih pada pertumbuhan ekonomi serta meningkatkan daya saing di kancah global,” kata Suharti.

Adapun total nilai bantuan yang telah diberikan oleh Kemendikbudristek untuk program kerja sama tersebut senilai Rp 141,538 miliar. Sementara itu, pemerintah Perancis menyumbangkan dana senilai Rp 26,327 miliar.

Suharti meyakini bahwa program link and match yang diprakarsai kedua belah pihak tersebut mampu menjadi katalis revitalisasi SMK. Revitalisasi ini dimulai dari perencanaan melalui sinkronisasi kurikulum, pemenuhan peralatan, penyediaan ruang praktik, guru tamu, optimalisasi magang kerja, uji sertifikasi berstandar industri, hingga penerimaan lulusan SMK.

“Koordinasi dan kolaborasi antara SMK, pemerintah pusat, pemerintah daerah, industri, pemerintah Prancis, dan orang tua murid yang solid menjadi solusi mengatasi tantangan kebutuhan tenaga kerja pada masa kini dan masa depan, serta bagi lulusan yang akan menjadi wirausahawan,” imbuh Suharti.

Melalui program up-skilling dan re-skilling guru kejuruan, program tersebut telah melatih sebanyak 340 guru kejuruan dan teknisi hingga 2021. Hasil pelatihan tersebut kemudian disalurkan kepada 630 guru lain dan 12.500 siswa SMK yang tersebar di seluruh Indonesia.DOK. SCHNEIDER ELECTRIC Melalui program up-skilling dan re-skilling guru kejuruan, program tersebut telah melatih sebanyak 340 guru kejuruan dan teknisi hingga 2021. Hasil pelatihan tersebut kemudian disalurkan kepada 630 guru lain dan 12.500 siswa SMK yang tersebar di seluruh Indonesia.

Akselerator revitalisasi vokasi

Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Wardani mengatakan bahwa program kerja sama pemerintah Indonesia dan Prancis tersebut merupakan akselerator dari revitalisasi vokasi yang digagas oleh Presiden Joko Widodo.

Melalui SMK PK, kemitraan antara industri dan SMK dapat diimplementasikan melalui sejumlah skema, seperti dalam implementasi program corporate social responsibility (CSR), penyediaan SDM melalui talent pool, dan peningkatan kualitas lini produksi.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau