Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tips Cegah Penculikan Anak dari Dosen Unair, Orangtua Wajib Tahu

Kompas.com - 06/06/2022, 12:27 WIB
Mahar Prastiwi,
Dian Ihsan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Penculikan anak menjadi salah satu kejahatan yang harus diwaspadai.

Dosen Fakultas Psikologi (FPsi) Universitas Airlangga (Unair) Primatia Yogi Wulandari mengatakan, seorang anak membutuhkan lingkungan yang aman dan nyaman.

Sedangkan anak yang menjadi korban penculikan akan berada jauh dari lingkungan sekitarnya. Bahkan tidak menutup kemungkinan anak bisa mengalami kekerasan fisik dan pelecehan seksual. Hal tersebut membuat psikologis korban terdampak.

"Anak yang mengalami trauma akan tampak berbeda dari segi perilaku yang diperlihatkan. Seperti lebih banyak diam dan termenung, menyendiri, mimpi buruk, hingga menangis histeris," kata Primatia seperti dikutip dari laman Unair, Senin (6/6/2022).

Baca juga: Siswa, Kenali 10 Penemuan Penting yang Mengubah Dunia

Cegah penculikan anak

Dosen yang akrab disapa Mima ini menerangkan, mencegah penculikan anak tentunya akan lebih mudah daripada memulihkan psikologis anak yang telah terdampak.

Mima menuturkan, pengawasan optimal wajib dilakukan ketika anak berada di tempat umum.

"Hindari mengunggah informasi pribadi anak secara detail di media sosial, seperti nama, alamat rumah, sekolah, nomor telepon," terangnya.

Dia menyarankan agar orangtua selektif dalam memilih pengasuh atau tempat penitipan anak.

Selain itu, orangtua juga perlu mempertimbangkan informasi dan catatan terkait latar belakang dari orang bersangkutan tersebut.

Mima berpesan agar para orang tua dapat mengajari anak bersikap ketika menghadapi orang asing.

Dia menambahkan, perlu juga mengajari anak melakukan perlawanan dan mempertahankan keselamatan.

"Misalnya, tidak menerima pemberian, memberikan kode tertentu yang hanya diketahui anak dan orangtua, sehingga kalau ada orang asing mendekati anak atas nama orangtua, anak harus meminta kode tersebut," tandas Mima.

Baca juga: PAMA Buka 10 Lowongan Kerja Lulusan S1 Banyak Jurusan, Segera Daftar

Besarnya peran orangtua dalam pemulihan trauma

Mima menambahkan, pemulihan trauma korban penculikan membutuhkan proses dan waktu sesuai dengan tingkat keparahan trauma.

Dia menuturkan, orangtua dan lingkungan sekitar berperan besar dalam memberikan rasa aman pada korban.

"Jadi pendengar yang baik bagi anak. Dengarkan cerita anak tanpa ada judgement apapun. Jangan memaksa anak untuk bercerita secara rinci tentang kejadian penculikan itu. Biarkan anak mengungkapkannya ketika ia ingin cerita," jelas Mima.

Selain itu, membangun rasa aman dalam kegiatan sehari-hari dan memberi keyakinan bahwa situasi telah baik juga perlu ditanamkan bersama dengan orang-orang sekitar.

Baca juga: Susi Air Buka Lowongan Kerja Lulusan S1, Segera Daftar

Dosen FPsi ini menekankan, mencurahkan kasih sayang yang ekspresif juga dapat membuat anak merasa disayangi.

"Bila anak mengalami stres berat atau trauma, lebih baik dirujuk ke professional untuk dilakukan konseling. Lakukan juga pemeriksaan fisik bila anak menunjukkan ketidaknyaman secara fisik," tegasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com