Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
RILIS BIZ

Awali Kerja Sama dengan University of California Barkeley, Universitas Pancasila Gelar Seminar

Kompas.com - 03/08/2022, 13:16 WIB
Sri Noviyanti

Editor

KOMPAS.com - Fakultas Farmasi Universitas Pancasila bekerja sama dengan University of California, Barkeley (UC Barkeley). Acara diawali dengan mengadakan seminar secara hybrid dan mengundang narasumber dari perguruan tinggi bersangkutan, yakni Prof George Anwar dan Dr Matthew P Sherburne pada Selasa (2/8/2022).

Adapun kegiatan seminar bertema “In-Depth talk about University of California Berkeley”. Kegiatan sengaja dilakukan sebagai pembuka peluang kerja sama antara Universitas Pancasila dengan UC Barkeley.

Sebagai informasi, UC Barkeley merupakan kampus berperingkat keempat dalam daftar universitas global terbaik versi QS World Ranking.

Peringkat tersebut menilai kinerja kampus lewat serangkaian indikator keunggulan yang diterima secara luas.

Oleh karena itu, seminar tersebut mengundang antusias partisipan yang cukup tinggi, baik dari mahasiswa Universitas Pancasila maupun pihak universitas yang lain. Hal ini terlihat dari sejumlah peserta yang hadir mewakili kampusnya secara langsung dan juga Zoom.

“Seminar ini merupakan langkah permulaan kerja sama dengan UC Barkeley. Kerja sama meliputi kolaborasi di berbagai bidang, di antaranya pertukaran pelajar serta dosen, mahasiswa melanjutkan studi ke jenjang lebih tinggi, kerja sama riset, kuliah tamu, kunjungan profesor, postdoctoral, dan kursus atau program keahlian tertentu,” ujar Dekan Fakultas Farmasi Universitas Pancasila, Prof Dr apt Syamsudin, MBiomed dalam rilis yang diterima Kompas.com, Rabu (3/8/2022).

Dalam sambutannya, Rektor Universitas Pancasila, Prof Dr Edie Toet Hendratno, SH, MSi, FCBArb, menyampaikan rasa bangga dan dukungannya terhadap langkah awal kolaborasi tersebut.

“Kami bangga, Fakultas Farmasi Universitas Pancasila dapat menjadi tuan rumah dalam kunjungan UC Barkeley di Indonesia. UC Barkeley merupakan universitas bergengsi dan salah satu yang terbaik di dunia. Dengan agenda ini, kami harap kerja sama berlanjut, dimulai dari yang kecil terlebih dahulu di Fakultas Farmasi, kemudian fakultas lainnya yang ada di Universitas Pancasila,” paparnya.

Ia berharap, kolaborasi antaruniversitas tidak terbatas hanya dalam proses akademik, tetapi juga dapat berkembang sesuai dengan program kerja yang telah disepakati kedua universitas bersama ke depannya.

“Harapan besarnya, kedua belah pihak dapat meningkatkan kualitas perguruan tinggi untuk lebih baik dan unggul dari berbagai bidang,” sambungnya.

Perlu diketahui, kerja sama antar-universitas tersebut pun mendapatkan sponsor tunggal dari PT Natura Nuswantara (Nucleus Farma).

Perwakilan Board of Director (BOD) Nucleus Farma, Henryanto Komala yang turut hadir menyampaikan bahwa selaku mitra industri, pihaknya sangat mendukung kegiatan awal tersebut.

Bersama perwakilan BOD Nucleus Farma lainnya, Cipto Kokadir yang juga lulusan UC Barkeley, pihaknya menyampaikan bahwa peluang kerja sama terbuka untuk akademisi, baik dari Universitas Pancasila maupun UC Barkeley.

“Inovasi teknologi dan riset pengembangan produk merupakan dasar kolaborasi dengan perguruan tinggi. Dengan adanya pengembangan produk oleh para ahli dan pakarnya, kami optimistis (hal ini) dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat menggunakan produk berbasis riset,” tambah CEO Nucleus Farma, Edward Basillianus.

Paparan bidang farmasi

Dalam paparan materinya, Prof George Anwar dan Dr Matthew P Sherburne yang pakar di bidang Material Science, mengenalkan sejarah UC Barkeley dan ruang lingkupnya, serta beberapa riset yang dikerjakan oleh para ahli di kampusnya

“Banyak mahasiswa Indonesia yang melanjutkan studi di UC Barkeley. Salah satu yang menarik dan sesuai dengan bidang kefarmasian adalah riset yang berjudul Microphysiological System (tissue chips) for Drug Development, Gene Editing and Enviromental Screening,” terang Dr Matthew.

Ia menjelaskan, penelitian itu mengungkap bahwa organ pada chip dalam penelitiannya menampung jaringan jantung manusia yang berasal dari sel induk dewasa, dapat menggantikan model hewan untuk pemeriksaan keamanan obat.

“Sayangnya, beberapa kendala penemuan dan pengembangan obat terhambat oleh tingkat kegagalan yang tinggi dan dikaitkan dengan ketergantungan pada model hewan non-manusia yang digunakan selama pengujian keamanan dan kemanjuran. Di sini, para ahli mencoba membuat model in vitro jaringan jantung dan hati manusia. Kemudian, di Laboratorium Jay Keasling-UC Barkeley, kami dapat merekayasa Escherichia coli dan Saccharomyces cerevisiae untuk menghasilkan prekursor artemisinin, asam artemisinat, yang dapat dengan mudah diubah menjadi artemisinin,” jelasnya.

Sebagai informais , kegiatan seminar Fakultas Farmasi Universitas Pancasila diketuai oleh apt Greesty F Swandiny, MFarm. Kegiata berjalan lancar dengan moderator sesi seminar Dr rer nat apt Deni Rahmat, MSi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com