Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Caranya Kuliah Sambil Berbisnis, Ini Trik dari Dosen IPB

Kompas.com - 11/08/2022, 07:34 WIB
Sandra Desi Caesaria

Penulis

KOMPAS.com - Mahasiswa mau mencoba berbisnis sambil kuliah? Tentu saja bisa dilakukan.

Meski sebagian mahasiswa pasti khawatir tidak bisa menyeimbangkan waktu kuliah dan berbisnis.

Tetapi jangan khawatir, sebab bila tahu trik berbisnis sambil kuliah maka kedua aktivitas yang ada bisa berjalan baik.

Dosen Sekolah Bisnis Institut Pertanian Bogor (IPB) University, Raden Dikky Indrawan berbagi tips dalam memulai bisnis yang dapat dilakukan oleh mahasiswa.

Baca juga: Apakah Ciri-ciri Orang Sukses Ini Ada di Dirimu? Mahasiswa Cek

Ia menerangkan, umumnya, kesalahan yang terjadi cenderung meniru ide bisnis yang sudah ada, padahal belum tentu sesuai dengan karakter diri dalam berbisnis.

Melihat hal tersebut, dosen IPB University punya cara agar kuliah sambil berbisnis bisa lancar. Ia menyarankan agar mengetahui karakter diri terhadap preferensi risiko, apakah risk taker atau risk avoider.

Ia juga menyarankan agar menyesuaikan preferensi risiko dengan tipe dan ide bisnis yang akan dipilih. Hal ini akan membantu mahasiswa untuk menentukan jenis ide bisnis yang sesuai dengan karakter risikonya.

“Seorang yang berkarakter risk avoider atau cenderung menghindari risiko, ide bisnis yang dipilih lebih hati-hati, berdasarkan dari hal-hal yang sudah dipahami sebelumnya,” kata Raden Dikky dilansir dari laman IPB University.

Ia mencontohkan, bisnis dapat berdasarkan hobi atau keterampilan yang dimiliki. Contohnya seperti tutor privat, homeschooling, les musik, bisnis olahraga, atau tur dan travel kecil-kecilan.

Baca juga: 5 Perbedaan Cerdas dan Pintar, Kamu yang Mana?

Sedangkan risk taker akan memiliki jenis ide bisnis lebih luas dan berani. Dengan demikian, pebisnis model tersebut dapat mengembangkan dan memikirkan cara bisnisnya sendiri.

“Ide bisnisnya unik dan out of-the-box sehingga dapat menciptakan pasar dan menarik konsumen untuk produk yang mungkin belum ada di pasar,” katanya.

Dosen Sekolah Bisnis IPB University ini juga menyarankan agar melakukan riset terhadap ide bisnis untuk memahami kebutuhan pasar.

Tidak hanya itu, riset ini juga dapat digunakan untuk melihat berbagai potensi masalah dari produk dan jasa.

Upaya ini dapat membantu dalam penyusunan model bisnis yang sesuai dengan karakter preferensi risiko serta membantu dalam memperkirakan kemampuan diri ketika dihadapkan dengan kerugian dan bagaimana cara penyelesaiannya.

Hal ini juga penting untuk melihat celah adanya niche market yang mungkin ada dan sebelumnya tidak diketahui serta menetapkan target bisnis dalam persaingan.

“Otomatis kita bisa menentukan target pasar, bisa berinteraksi dengan pasar sehingga ketika terjun ke dalam bisnis kita dapat mengetahui siapa pesaingnya,” tambahnya.

Baca juga: Kuliah Sambil Berbisnis, Ini 5 Tipsnya

Ia juga menerangkan, perlu menuliskan perencanaan bisnis (business plan). Menurutnya, perencanaan ini dilakukan mulai dari secara sederhana maupun kompleks.

Dengan demikian, perencanaan bisnis memberikan strategi, arahan dan statement of purpose dari bisnis serta deskripsi produk dan bagaimana sistem operasinya.

Langkah selanjutnya yaitu menyusun model bisnis untuk memberikan gambaran terkait produk atau jasa sehingga memiliki nilai yang sesuai dengan target pasar yang dituju.

Hal ini akan membantu mengetahui cara mendapatkan pendapatan bisnis serta memberikan arahan terhadap upaya pengendalian operasi di sumber pengeluaran.

Ia melanjutkan, perlu memulai pendanaan bisnis sesuai dengan keuangan yang dimiliki.

“Bisnis dapat dimulai dengan modal atau tanpa modal. Oleh karena itu perlu pemahaman bagaimana bisnis itu dapat dibiayai melalui rekan, pinjaman, grant, crowdfunding ataupun investor personal, “ ungkapnya.

Menurutnya, seseorang perlu memulai bisnis secara resmi dengan meluncurkan produk melalui grand launching, atau jika masih ragu dapat dicoba terlebih dahulu dengan soft launching. Ia melanjutkan, memulai bisnis secara resmi ini tentunya dapat dilakukan dengan mendaftarkan nama perusahaan, melengkapi perizinan dan identitas untuk perpajakan.

“Perlu juga mempersiapkan proteksi bisnis. Sekecil apapun jenis bisnis tetap mengeluarkan waktu, tenaga dan uang,” tambahnya.

Baca juga: 11 Tips Sukses Seleksi Wawancara Beasiswa Kuliah

Langkah berikutnya yaitu pengembangan bisnis dilakukan dengan market engagement melalui perencanaan yang matang. Hal ini dapat dilakukan melalui aktivitas promosi dan perencanaan pemasaran yang termonitor baik melalui laman website dan media sosial.

“Pengetahuan kita terhadap konsumen pada saat market engagement akan membantu kita mengambil keputusan untuk memperbaiki dan mengembangkan bisnis pada tahap berikutnya. Pengambilan keputusan untuk pengembangan ini akan kembali pada siklus awal yaitu pengambilan keputusan bisnis dimulai kembali kepada karakter preferensi risiko bisnis yang sudah disebutkan, risk taker atau risk avoider,” tambahnya.

Ia menekankan, agar bisnis ini dapat berkelanjutan, hal yang terpenting adalah mengetahui trend perkembangan dan dinamika pasar serta respons konsumen terhadap ide bisnis yang dijalankan.

“Setiap jaman, tentu pasar dan konsumen akan selalu berubah sehingga pemahaman pebisnis terhadap perilaku konsumen adalah yang paling utama dalam menjada bisnis kita untuk terus berkelanjutan,” pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com