Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Bendera Merah Putih, Dijahit 2 Kali dan Hampir Disita Belanda

Kompas.com - 17/08/2022, 09:33 WIB
Sandra Desi Caesaria

Penulis

KOMPAS.com - Sejarah bendera merah putih, punya cerita yang panjang dan dimulai dari sekitar tahun 1944.

Pemilihan bendera merah putih, diawali saat Dai Nippon menyiarkan kabar pada tanggal 7 September 1944 bahwa Indonesia diperkenankan untuk merdeka.

Chuuoo Sangi In atau badan yang membantu pemerintah pendudukan Jepang terdiri dari orang Jepang dan Indonesia menyelenggarakan sidang tidak resmi pada tanggal12 September 1944 dipimpin Ir. Soekarno.

Hal yang dibahas pada sidang tersebut adalah pengaturan pemakaian bendera dan lagu kebangsaan yang sama di seluruh Indonesia.

Hasil dari sidang ini adalah pembentukan panitia bendera kebangsaan merah putih dan panitia lagu kebangsaan Indonesia Raya.

Baca juga: Mengapa Bendera Indonesia Warnanya Merah Putih? Ini Sejarahnya

Panitia bendera kebangsaan merah putih, memutuskan menggunakan warna merah dan warna putih sebagai simbol. Merah berarti berani dan putih berarti suci.

Kedua warna ini sampai saat ini menjadi jati diri bangsa hingga saat ini

Ukuran bendera ditetapkan sama dengan ukuran bendera Nipponyakni perbandingan antara panjang dan lebar tiga banding dua.

Dari deskripsi laman Cagar Budaya Kemdikbud, bendera terbuat dari bahan katun halus atau setara dengan jenis primissima untuk batik tulis halus.

Dengan warna asli merah bendera adalah merah serah yaitu merah jernih, bukan merah nyala, bukan merah tua, bukan merah muda, atau merah jambu. Panjang bendera adalah 300 cm dengan lebar 200 cm.

Semua ide pemilihan bendera merah putih dirumuskan oleh Ki Hajar Dewantara sebagai ketua.

Baca juga: Sejarah Lagu Indonesia Raya, Setiap Liriknya Mengandung Doa

Dengan anggota panitia bendera kebangsaan adalah Puradireja, Dr. Poerbatjaraka, Prof. Dr. Hoesein Djajadiningrat, Mr. Moh. Yamin, dr. Radjiman Wedyodiningrat, Sanusi Pane, KH. Mas Mansyur, PA Soerjadiningrat, dan Prof. Dr. Soepomo.

Atas permintaan Soekarno kepada Shimizu, kepala barisan propaganda Jepang (Sendenbu), Chaerul Basri diperintahkan mengambil kain dari gudang di Jalan Pintu Air untuk diantarkan ke Jalan Pegangsaan Nomor 56 Jakarta.

Bendera tersebut dijahit oleh Fatmawati, istri Ir Soekarno dan dikibarkan pada Proklamasi Kemerdekaan Bangsa Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 di Jalan Pegangsaan Timur 56 (kini Jalan Proklamasi), Jakarta oleh Latief Hendraningrat dan Suhud.

Bendera sempat dirobek dan dibungkus koran

Sejarah bendera merah putih, tak hanya berkibar saat 17 Agustus 1945. Masa setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia, jalan panjang bendera pusaka terus berlanjut.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau