Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terapkan Personalisasi, Sekolah Ini Izinkan Siswa Desain Seragam hingga Warnai Rambut

Kompas.com - 19/09/2022, 17:05 WIB

KOMPAS.com - Penerapan pendekatan personalisasi dalam pembelajaran di sekolah dapat mendorong siswa untuk berkembang lebih baik dengan minat bakatnya.

Hal tersebut dipaparnya oleh psikolog sekaligus Head of School Cikal, Tari Sandjojo. Tari menilai, pendekatan personalisasi menjadi salah satu pendekatan yang paling bermakna dalam pola pendidikan di abad 21.

Perlunya keseimbangan antara aturan dan freedom of will

Menurut Tari, setiap murid perlu keseimbangan dalam hidup, antara mematuhi aturan (boundaries) dengan hal-hal yang boleh ditentukan sendiri (freedom of will). Keseimbangan itu akan membuat anak lebih nyaman mengembangkan diri dan proses belajarnya.

Baca juga: 6 Tanda Anak Cerdas Secara Emosional dan Cara Mengoptimalkannya

Ia menyebut, pendekatan personalisasi tak hanya bisa diterapkan dalam proses pembelajaran sesuai minat bakat anak, namun juga dalam interaksi dan pengembangan diri.

Tari menjelaskan, sejumlah upaya yang telah dilakukan Sekolah Cikal dalam menerapkan pendekatan personalisasi ialah memberikan kesempatan kepada murid untuk mengekspresikan diri, seperti gaya seragam batik dan gaya rambut.

Menurutnya, kesempatan untuk memvariasikan gaya seragam batik maupun warna rambut dapat membuat anak lebih nyaman mengembangkan dirinya sendiri dan menumbuhkan keseimbangan dalam hidup anak.

Kebebasan dalam mendesain seragam batik, jelas dia, menjadi analogi atau contoh yang paling jelas untuk membangun keseimbangan antara boundaries (aturan atau policy yang memang harus diikuti untuk belajar mengikuti aturan atau disiplin) dan hak istimewa (privilege) setiap anak.

Baca juga: Profil SMA Kolese De Britto: SMA Swasta Terbaik di DIY, Siswa Bisa Gondrong

"Kami percaya setiap individu perlu keseimbangan dalam hidup, antara yang memang boundaries dengan hal-hal yang boleh ditentukan sendiri. Teorinya dalam hal ini adalah apabila seseorang miliki keseimbangan (balance) dari aturan dan freedom of will akan membuat anak lebih nyaman mengembangkan diri dan proses belajarnya akan lebih kondusif dan optimal,” jelasnya.

“Seragam itu memang harus tetap batik Cikal, tetapi cara mereka desain kami berikan ruang untuk menyesuaikan kepribadian masing-masing dengan tetap mengacu pada dress policy yang telah ditetapkan oleh Cikal,” tambahnya.

Tak mengubah karakter murid

Selain memberikan ruang untuk membentuk desain batik guru dan tim Cikal juga memberikan izin kepada murid untuk mempersonalisasikan gaya rambut sebagai bagian dari implementasi pendekatan personalisasi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com