Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahasiswa ITB Inovasi Prototipe Penjernih Air

Kompas.com - 02/10/2022, 15:57 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Kebutuhan air bersih tentu sangat dibutuhkan setiap orang. Tak hanya untuk minum, air juga untuk kebutuhan lainnya.

Tapi, ada beberapa wilayah yang ketersediaan air bersihnya kurang. Seperti di Kecamatan Arjawinangun, Cirebon Jawa Barat.

Di wilayah tersebut masih menjadi isu yang belum banyak mendapat penanganan dari pemerintah daerah. Bahkan masyarakat sering mengeluhkan air yang kadang tidak mengalir, atau sekalipun mengalir kondisinya keruh.

Baca juga: Siswa SMK Inovasi Kacamata IoT bagi Tunanetra, Bisa Beri Perintah Belok

Terkait hal itu, mahasiswa Teknik Industri ITB Kampus Cirebon yang tergabung dalam kelompok 5 Idea Lab mencoba membuat inovasi prototipe penjernih air (water filter) sederhana yang dapat dibongkar pasang dalam acara pameran Idea Lab 2022 di Kampus ITB Cirebon.

Menurut Benjamin Jusuf Satriobudi (Perwakilan kelompok 5), water filter yang diciptakan terbuat dari bahan plastik ringan.

Yang bagian atasnya sebagai tempat masuk air merupakan silikon sehingga dapat menyesuaikan diameter kran dengan ukuran yang bervariasi.

Bagian penyaring utama terdiri dari tiga lapis filter, yaitu:

1. kerikil

2. karbon aktif

3. kapas

Kerikil berfungsi untuk menyaring zat terlarut yang ukurannya relatif besar. Sedangkan karbon aktif yang memiliki lebih banyak pori-pori berperan sebagai adsorbent yang menyerap dan mengikat zat kimia berbahaya.

Baca juga: Mahasiswa UNS Inovasi Logam Tanah Jarang Jadi Baterai Lithium-Ion

Filter terakhir berupa kapas berfungsi untuk menyaring partikel mikro yang masih lolos dari dua tahap penyaringan sebelumnya.

"Untuk bahan kita menggunakan karbon aktif dan kapas khusus, kualitasnya lebih baik daripada yang dijual luas di pasaran," ujarnya dikutip dari laman ITB, Jumat (30/9/2022).

"Sehingga kita punya daya jual. Walau keadaan di pasar sudah ada water filter, tapi kita fokus di quality of life dari produknya dan kekhususan bahannya," imbuhnya.

Meski demikian, air hasil filtrasi alat tersebut belum dapat dikonsumsi langsung karena proses filtrasi hanya dilakukan secara manual. Maka dari itu, lingkup sasaran produk tersebut baru sampai pada kebutuhan nonkonsumsi.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau