Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahasiswa Unesa Ungkap Pengalaman Magang di Thailand

Kompas.com - 03/10/2022, 16:38 WIB
Albertus Adit

Penulis

Sumber Unesa

KOMPAS.com - Belajar di negeri orang tentu akan jadi suatu pengalaman berharga bagi seseorang. Seperti yang dialami Azrial Rizky Al Ubaids, mahasiswa Manajemen Pendidikan (MP) Universitas Negeri Surabaya (Unesa).

Azrial bersama sekitar 11 mahasiswa Unesa lainnya mendapat kesempatan menimba ilmu dan memperbanyak pengalaman di luar kampus.

Hebatnya, mereka berkesempatan belajar di Thailand, tepatnya di salah satu sekolah, di Padang Besar.

"Saya sebelumnya berjuang keras agar bisa lulus seleksi program ini. Dan, akhirnya nama saya ada di pengumuman dan dinyatakan lolos setelah melalui proses seleksi berkas dan wawancara," ujarnya dikutip dari laman Unesa, Senin (3/10/2022).

Baca juga: Mahasiswa ITS Inovasi Printer 3D, Tingkat Keberhasilan Cetak 100 Persen

Pendidikan diapresiasi tinggi

Menurut dia, dapat praktik mengajar di Thailand merupakan suatu pengalaman yang berharga. Dia mengikuti program mengajar selama tiga bulan. Mulai 29 Agustus sampai 23 November 2022.

Tentu ada banyak hal yang menarik yang dia temui di sana. Dari aspek budaya yang tentu saja berbeda dengan Indonesia. Tetapi orang-orang di tempatnya magang begitu ramah.

"Meski ya muslim minoritas di sana, tetapi kami yang datang dilayani dengan baik," ucapnya.

Sedangkan dari sisi pendidikan, sekolah-sekolah di Thailand sangat mengapresiasi tinggi para pendidiknya.

"Setahu saya guru sangat dihargai, termasuk guru TK dan SD bahkan guru pendidikan nonformalnya. Setiap minggu guru-guru melakukan evaluasi dan monitoring," tuturnya.

Ia juga mengatakan, pendidikan di Negeri Gajah Putih itu, untuk sekolah negeri tahap pra-TK, TK, SMP, dan SMA masuk program pendidikan wajib dan gratis.

Sementara untuk sekolah swasta, rata-rata dimasukkan di pondok pesantren.

"Gaya pembelajaran di sana menerapkan seperti lebih humanis gitu, fun dan menarik. Ini membuat saya semakin bersemangat mengajar. Ada ilmu baru dan strategi baru yang lebih menarik," terangnya.

Tak hanya itu saja, karena di sana bahasa Inggris kurang dikuasai oleh guru dan peserta didik, maka dia juga mengajarkannya.

Baca juga: Tim USK Inovasi Detektor Derajat Keparahan Covid-19

Sebab, masyarakat biasa menggunakan bahasa Thailand untuk berkomunikasi.

Untuk itulah dari pengalamannya itu, dia bercita-cita ingin menggagas atau melaksanakan pendidikan yang lebih unik dan penuh inovasi.

Sebab, dengan model pembelajaran itu, dapat mengangkat sistem pendidikan yang lebih berkualitas dari segi pola pikir, karakter, dan kepribadian untuk diterapkan di Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Unesa


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com