KOMPAS.com – Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim terus mendorong kerja sama antara pendidikan vokasi dengan mitra industri.
Dengan membuka peluang terciptanya ruang-ruang kolaborasi, Nadiem percaya akan lebih banyak lagi mahakarya vokasi di bidang fesyen yang menarik perhatian dunia. Seperti yang terjadi pada perhelatan Jakarta Muslim Fashion Week (JMFW) 2023 beberapa waktu lalu.
"Teruslah berkarya dan berinovasi agar Vokasi Kuat Menguatkan Indonesia, demi mewujudkan Merdeka Belajar dan menjadikan Indonesia sebagai pusat fesyen muslim dunia," ungkap Menteri Nadiem dilansir dari Kemendikbud Ristek.
Baca juga: Ini Besaran Bantuan Kartu Prakerja Gelombang 47 buat Lulusan SMA/SMK
Hingga kini, Nadiem terus mengupayakan peningkatan mutu pembelajaran dan SDM satuan pendidikan vokasi melalui program SMK Pusat Keunggulan dan Kampus Merdeka Vokasi, melalui Merdeka Belajar.
Pada ajang JMFW 2023, Nadiem juga mendorong agar karya-karya fesyen karya siswa vokasi ditampilkan lebih banyak.
“Tentunya kita semua ingin ada lebih banyak karya fesyen dari satuan pendidikan vokasi yang terlibat dalam Jakarta Muslim Fashion Week (JMFW) 2023 dan kegiatan-kegiatan fesyen kelas dunia yang lain," tutur Menteri Nadiem.
Hal tersebut disampaikannya dengan merujuk data Kemendikbudristek bahwa pada saat ini terdapat 1.130 SMK dan 12 perguruan tinggi vokasi yang membuka kompetensi kejuruan atau program studi tata busana.
Baca juga: BCA Buka Beasiswa 2023 Lulusan SMA-SMK, Kuliah Gratis hingga Asrama
Beberapa di antaranya telah menjalin kerja sama dengan dunia industri melalui kemitraan dan penyelarasan skema link and match untuk mendorong inovasi yang jauh lebih kreatif dan berdampak.
Baca juga: Beasiswa S2-S3 ke Jepang 2023: Kuliah Gratis, Tunjangan Rp 15 Juta Per Bulan
Hal senada juga disampaikan oleh Direktur Jenderal Pendidikan (Dirjen) Vokasi, Kiki Yuliati. Pihaknya turut mendukung peningkatan kolaborasi dengan mitra vokasi untuk membangun dan menyukseskan industri fesyen di Indonesia.
“Kami meyakini tidak ada inovasi tanpa kolaborasi. Jadi, untuk menghasilkan Mahakarya Vokasi dibutuhkan kolaborasi dan inovasi,” urai Dirjen Kiki.
Dirjen Kiki juga menekankan bahwa kolaborasi pendidikan vokasi bertujuan untuk mendukung industri halal dengan memasuki dunia fesyen.
Seperti sebelumnya bahwa Mahakarya Vokasi juga telah hadir dalam ajang “Vokasiland” di Surabaya, Jawa Timur, beberapa waktu lalu. Saat ini hadir kembali pada gelaran JMFW 2023.
Dirjen Kiki juga menyampaikan bahwa saat ini Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi sedang menyusun strategi untuk menguatkan kontribusi bagi pemulihan ekonomi bangsa.
Baca juga: Beasiswa Penuh S1 ke Amerika Serikat 2023, Tunjangan Rp 184 Juta
Hal tersebut menjadi upaya dalam menyediakan pendidikan vokasi yang sesuai dengan kebutuhan industri dan masyarakat.
“Kami pun mendorong insan vokasi terus melakukan pengembangan agar industri kita bisa bersaing hingga global,” pungkasnya.
Program Merdeka Belajar menjadi salah satu upaya dalam meningkatkan ketersediaan keterampilan (skill) yang sesuai dengan kebutuhan zaman, sehingga luaran (output) pendidikan vokasi menjadi lebih fleksibel dan relevan dengan kebutuhan usaha maupun industri.
“Festival Mahakarya Vokasi Adibusana yang kami persembahkan merupakan bukti bahwa pendidikan vokasi akan terus berkontribusi bagi pembangunan bangsa,” ungkapnya.
Sementara itu, Pelaksana tugas Direktur Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri (Plt. Direktur Mitras DUDI), Saryadi, menyampaikan terima kasih atas dukungan semua pihak sehingga dapat terjalin kolaborasi yang baik antara satuan pendidikan vokasi dan dunia industri.
“Terima kasih atas dukungan semua pihak. Kami juga mengundang industri untuk berkolaborasi dengan satuan pendidikan vokasi,” tutup Saryadi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.