Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tren Jasa Sewa Pacar, Dosen UM Surabaya: Data Pribadi Rawan Dicuri

Kompas.com - 07/11/2022, 12:00 WIB
Sandra Desi Caesaria,
Ayunda Pininta Kasih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ramainya jasa sewa pacar di media sosial dengan tarif yang beragam mulai dari Rp 100.000 hingga Rp 1,5 jutaan per jam bisa mengarah pada pencurian data (hack) oleh hacker.

Radius Setiyawan, Dosen Universitas Muhammadiyah Surabaya (UM Surabaya)
menghimbau untuk berhati-hati saat menggunakan jasa sewa pacar

Sebab, ada jasa sewa pacar yang menyediakan katalog via website yang memungkinkan para hacker untuk mengambil data pengguna dan menggunakannya secara tidak bertanggung jawab.

Baca juga: Lulus IPK 4.00, Ibnu Diangkat Jadi Kepala Sekolah di Usia 23 Tahun

Tidak hanya itu, beberapa ancaman kejahatan juga bisa terjadi seperti penguntit, spamming email, pelacakan data pekerjaan hingga meretas alamat IP.

Pada website tersebut pacar sewaan bisa diajak kencan, menemani belanja, berburu makanan hingga menemani untuk mengunjungi pesta pernikahan.

Sementara, jasa yang diberikan dapat berupa foto bersama, pegangan tangan, merangkul pundak, hingga berkencan bersama.

Dalam proses ini, tentu konsumen perlu mengisi data diri, karena itulah potensi hacker melakukan pencurian data bisa terjadi. 

Lalu, apa yang membuat jasa sewa pacar semaki  populer? Radius menyebut faktor yang membuat seseorang menyewa jasa pacar adalah tuntutan sosial yang tinggi sekaligus persoalan seksualitas.

Baca juga: Apakah Minum Suplemen Dapat Merusak Ginjal? Ini Penjelasan Dokter UGM

Menurut Radius, fenomena sewa pacar di media sosial merupakan bagian dari perkembangan zaman yang berdampak pada mudahnya alat komunikasi sehingga seseorang dengan mudah berinteraksi.

“Saya memprediksi ke depan fenomena ini bakal lebih ekstrem, interaksinya sangat mungkin tidak hanya bertemu di dunia nyata. Seseorang akan sangat mungkin melakukan hubungan seksual di dunia cyber untuk memuaskan hasratnya" Kata Radius dilansir dari laman UM Surabaya.

Ia berkembangnya dunia digital, bisa memungkinkan seseorang mengeksplorasi seksual yang melampaui batas budaya, gender, usia, agama, bangsa, bahkan bentuk fisik.

“Ekspresi diri ini dapat disalurkan melalui, sosial media, aplikasi digital, webcam interaktif, teknologi sentuhan (sense of touch hingga aplikasi jasa sewa pacar" imbuhnya.

Baca juga: Uang Saku Di Atas Rp 10 Juta Per Bulan, Daftar 10 Beasiswa S1-S2 Ini

Ia menyebut anonimitas ruang siber, membuat seseorang dapat mengekspresikan tanpa perlu menunjukkan identitas asli mereka. Bahkan bisa saja untuk mengatasi kebosanan seseorang justru berbuat hal tersebut.

Radius menjelaskan kecepatan teknologi hari ini harus dibarengi dengan kemampuan membangun justifikasi yang otoritatif atas perilaku seks di dunia cyber.

“Tujuannya adalah agar agama dan budaya tidak mengalami kegagapan menghadapi masa depan (shock future) yang terus memunculkan praktik-praktik baru" kata Radius lagi.

Baca juga: PR Siswa SD-SMP Dihapus, Dosen UM Surabaya Sebut Kuncinya di Guru

Radius menyebut ramainya fenomena jasa sewa pacar menjadi sebuah tantangan baru bagi negara, agama dan tatanan sosial masyarakat.

“Semoga kondisi ini mendapatkan perhatian, karena jika tidak kondisinya akan lebih ekstrem dan menjadi petaka di masa depan,”pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com