KOMPAS.com - Terkadang orangtua bingung dan cemas ketika anaknya yang sedang diare. Maka dari itu dibutuhkan cara mencegah diare pada anak yang tepat.
Namun sebelumnya, orangtua harus paham seperti apa diare. Apakah benar-benar diare, atau masih dalam taraf normal.
Melansir laman Pemerintah Kabupaten Pati Jawa Tengah, bentuk tinja bisa bervariasi. Yakni mulai dari:
1. cair (kadar airnya paling tinggi, biasanya terjadi pada diare akut)
2. lembek (seperti bubur)
Baca juga: 5 Cara Mengatasi Diare Pada Anak ala Dokter RSA UGM
3. berbentuk (tinja normal, seperti pisang)
4. keras (kandungan air sedikit seperti pada keadaan sembelit)
Pada bayi berusia 0-2 bulan, terlebih yang minum ASI, frekuensi buang air besar lebih sering, bisa 8-10 kali sehari dengan tinja yang encer, berbuih dan berbau asam.
Selama berat badan bayi meningkat normal, hal tersebut tidak tergolong diare, tetapi merupakan intoleransi laktosa sementara akibat belum sempurnanya perkembangan saluran cerna.
Normalnya warna tinja kuning kehijauan, tetapi dapat bervariasi tergantung makanan yang dikonsumsi anak.
Yang perlu diperhatikan adalah jika tinja berwarna merah (mungkin darah) atau hitam (mungkin darah lama/beku) atau putih seperti dempul (pada penyakit hati).
Jadi, anak menderita diare jika buang air besar "lebih encer" dan "lebih sering" dari biasanya. Selain "cairan", tinja anak diare dapat mengandung, lendir dan darah, tergantung pada penyebabnya.
Baca juga: 7 Cara Menjaga Kesehatan Mata dari Ners Unair
Gejala ikutan lainnya adalah demam dan muntah. Kadangkala gejala muntah dan demam mendahului gejala mencretnya.
1. Anak cengeng, gelisah, dan bisa tidak sadarkan diri pada dehidrasi berat.
2. Mata tampak cekung, pada bayi ubun-ubun cekung, bibir dan lidah kering, tidak tampak air mata walaupun menangis.
3. Turgor berkurang yaitu bila kulit perut dicubit tetap berkerut,
4. Nadi melemah sampai tidak teraba, tangan dan kaki teraba dingin,
5. Kencing berkurang.
6. Pada dehidrasi berat napas tampak sesak karena tubuh kekurangan zat basa (asidosis).
7. Bila terjadi kekurangan elektrolit dapat terjadi kejang.
Baca juga: Stikes Panti Kosala: 7 Manfaat Alpukat untuk Bayi
Jika anak menderita diare dan belum menderita dehidrasi, segera berikan minum sebanyak 10 ml per kilogram berat badan setiap kali mencret agar cairan tubuh yang hilang bersama tinja dapat diganti untuk mencegah terjadinya dehidrasi, sehingga mencegah terjadinya kematian.
Sebaiknya diberikan cairan oralit yang telah tersedia di pasaran saat ini seperti oralit 200 ml, oralit I liter, Oralit-200 dan larutan oralit siap minum khusus untuk anak/bayi yang dapat diperoleh di apotik.
Bila tidak tersedia, dapat pula digunakan larutan yang dapat dibuat di rumah seperti larutan garam-gula atau larutan garam-tajin.
Jika telah terjadi dehidrasi, minumkanlah oralit 50-100 ml (tergantung berat ringannya dehidrasi) per kilogram berat badan dalam 3 jam dan bila masih mencret, oralit terus diberikan seperti di atas, yaitu 10 ml per kilogram berat badan setiap mencret.
Baca juga: Stikes Panti Kosala: Ini Cara Minum Air Putih 8 Gelas Tiap Harinya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.