Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Jenis Love Language Anak, Orangtua Harus Tahu

Kompas.com - 22/11/2022, 09:39 WIB
Ayunda Pininta Kasih

Penulis

KOMPAS.com - Dalam interaksi sosial masa kini, penggunaan istilah bahasa cinta atau love language semakin menjadi tren yang kerap diikuti, dicari, dan bahkan diperbincangkan dalam keseharian.

Psikolog Anak dan juga Konselor di Sekolah Cikal, Efika Fiona menyebutkan bahwa lahirnya love language dilatarbelakangi oleh upaya dari seorang penulis Amerika bernama Gary Chapman untuk membantu setiap pasangan untuk mempertahankan hubungan yang sehat dan bahagia.

Memahami love language secara utuh akan membantu kita berinteraksi lebih hangat dengan orang tersayang, baik pasangan, sahabat termasuk kepada anak.

Baca juga: Tanpa Hukuman, Ini Cara Sukses BPK Penabur Latih Kedisiplinan Siswa

Love language atau bahasa cinta adalah cara yang dilakukan oleh seseorang untuk mengekspresikan dan menerima rasa cinta kepada dan dari orang lain.” ucap Efika dalam keterangan resmi Sekolah Cikal.

Pentingnya memahami love language

Efika menambahkan bahwa Gary sebagai seorang penulis menemukan bahwa setiap manusia memiliki love language atau bahasa kasih sayangnya masing-masing dalam keseharian.

Bila love language ini tidak dipahami, seringkali menyebabkan konflik atau masalah.

“Gary menemukan bahwa setiap orang memiliki bahasa cintanya masing-masing, yang terkadang jika hal ini tidak dipahami dapat menjadi penyebab munculnya konflik atau masalah. Walaupun pada awalnya konsep ini digunakan untuk konteks pernikahan (dengan pasangan), pada perkembangannya, konsep ini juga dapat diaplikasikan pada konteks yang lebih luas, seperti hubungan pertemanan, hubungan orang tua dan anak, keluarga, dan seterusnya,” imbuhnya.

Efika menuturkan bahwa terdapat dua urgensi dalam memahami bahasa cinta atau love language sebagai manusia.

Baca juga: Terkenal Disiplin, Begini Cara Orangtua Jepang Mendidik Anak

Pertama, memahami bahwa love language akan membantu kita mengenali diri kita sendiri dalam mengekspresikan kasih sayang kepada orang lain.

Kedua, mendorong kita lebih efektif menyampaikan atau mengungkapkan rasa kasih sayang kepada orang lain.

“Urgensi memahami love language itu sebetulnya adalah karena kita dalam berhubungan dengan orang lain (seperti dalam hubungan orang-tua anak), diperlukan adanya pemahaman akan kebutuhan setiap diri individu yang terlibat di dalamnya. Dengan memahami love language, kita dapat lebih memahami mengenai diri kita sendiri sebagai orang tua atau pun orang yang berhubungan dengan kita (anak). Selain itu, dengan mengetahui love languages, kita dapat lebih efektif dalam mengkomunikasikan/ menyampaikan rasa cinta kita sesuai dengan kebutuhan pada orang yang kita kasihi,” jelasnya.

ilustrasi anak-anak berjalan kaki ilustrasi anak-anak berjalan kaki

Cara mengetahui love language anak

Efika menyebutkan terdapat 5 love language yang seringkali diterapkan dalam pendekatan psikologis pengasuhan anak, antara lain sebagai berikut:

1. Kata-kata penegasan (Words of Affirmation)

Menurut Efika, words of affirmation merupakan bahasa cinta pertama yang diungkapkan melalui kata-kata ucapan atau tulisan, bentuknya dapat berupa kata-kata penyemangat, pujian, ataupun ucapan kasih sayang.

Contoh perkataan anak yang membutuhkan Words of affirmation:

  • “Aku bagus enggak tadi waktu tampil atau presentasi?”

Kata-kata berikut menunjukkan keinginan dan kebutuhannya untuk menerima kata-kata dari orang sekitar.

Contoh perilaku words of affirmation yang bisa orangtua berikan:

  • “Sukses ya untuk ujiannya hari ini. Kamu pasti bisa” sebelum anak berangkat sekolah untuk ujian.
  • Memberi apresiasi dengan mengucapkan “Makasih ya, Nak, sudah mau berusaha untuk menyelesaikan tugas-tugas.”
  • Mengucapkan “Mama/Papa sayang banget sama kamu.”

Baca juga: 6 Tanda Anak Cerdas Secara Emosional dan Cara Mengoptimalkannya

2. Waktu Berkualitas Bersama (Quality Time)

Di bahasa cinta kedua, Efika menyebutkan bahwa quality time merupakan bahasa cinta yang diekspresikan dengan cara menikmati waktu berkualitas bersama.

Maksud dari waktu berkualitas disini adalah memberikan fokus sepenuhnya dengan orang yang dikasihi.

Contoh perkataan anak yang membutuhkan hal tersebut:

  • “Coba sini deh Ma/Pa, main sama aku”

Merupakan cara anak meminta untuk diberikan waktu dan fokus sepenuhnya pada dirinya.

Contoh perilaku quality time yang bisa orangtua berikan:

  • Memberikan waktu sekitar 20-30 menit untuk fokus sepenuhnya bermain, bertukar cerita, ataupun menghabiskan waktu dengan anak. Selama durasi waktu tersebut sebisa mungkin menjauhkan hal-hal yang dapat menjadi distraksi dalam interaksi dengan anak, seperti menjauhkan diri dari handphone ataupun aktivitas lainnya sejenak.

Baca juga: Psikolog Klinis: Inilah Dampak bagi Anak yang Menyaksikan KDRT

3. Menerima Hadiah (Receiving Gifts)

Bahasa cinta ketiga adalah menerima hadiah (receiving gifts) yang dapat diekspresikan dengan wujud hadiah atau pun token. Hadiah dalam hal ini tidak harus merupakan sesuatu yang mahal, tetapi yang bermakna.

Hadiah dapat merupakan benda yang dibeli ataupun dibuat. Selain itu, hal yang perlu diperhatikan adalah kesesuaian hadiah dengan usia anak dan manfaatnya.

Contoh perkataan anak yang membutuhkan hal tersebut:

  • “Aku mau hadiah ya di ulang tahun nanti”

Ungkapan tersebut merupakan beberapa contoh cara anak untuk menunjukkan keinginan dan kebutuhannya untuk menerima hadiah sebagai bahasa cinta dari orang terkasih.

Contoh perilaku receiving gifts yang bisa orangtua berikan:

  • Memberikan kado atau hadiah kepada anak ataupun orangtua. Pemberian ini tidak harus selalu di momen spesial, tetapi dapat juga diberikan pada konteks yang dirasa pas dan sesuai, sehingga dapat dirasakan lebih bermakna dan bermanfaat oleh penerimanya.

Baca juga: Kasus Gagal Ginjal Akut pada Anak, Dokter Undip: Orangtua Lakukan Ini

4. Tindakan Melayani (Acts of Service)

Bahasa cinta keempat menurut Efika adalah acts of service, yang diekspresikan dengan cara melakukan sesuatu untuk orang yang dikasihi.

Hal ini dapat berupa perilaku-perilaku sederhana, namun dapat membantu orang yang dikasihi tersebut. 

Contoh perkataan anak yang membutuhkan Acts of Service:

  • “Tolong bantuin aku kerjain ini Ma/Pa” atau "Aku mau ikut bantuin Mama/Papa ya"

Merupakan salah satu cara anak untuk mengekspresikan kebutuhannya terhadap aksi orang sekitar untuk menolongnya sebagai tanda mengasihinya.

Contoh perilaku acts of service yang bisa orangtua berikan:

  • Membantu anak merapikan tempat tidurnya saat ia di usia yang masih memerlukan bantuan.
  • Meminta anak membawakan air minum kepada orangtuanya setelah orangtua tiba di rumah sepulang kerja.

Baca juga: Apakah Minum Suplemen Dapat Merusak Ginjal? Ini Penjelasan Dokter UGM

5. Sentuhan Fisik (Physical Touch)

Bahasa cinta kelima adalah sentuhan fisik atau physical touch merupakan bahasa cinta yang diekspresikan melalui sentuhan-sentuhan fisik.

Contoh perkataan anak yang membutuhkan hal tersebut:

  • “Aku mau dipeluk sama Mama/Papa”

Anak berusaha mengekspresikan kebutuhannya untuk menerima sentuhan fisik dari orang terkasih.

Contoh perilaku physical touch yang bisa orangtua berikan:

  • Memeluk anak sebelum berangkat dari rumah untuk beraktifitas
  • Mencium pipi anak ataupun orang tua sebelum tidur di malam hari

Efika mengatakan, pada dasarnya setiap orang memiliki kelima love languages ini, hanya saja biasanya ada love language yang lebih dominan atau lebih sering diekspresikan oleh orang tersebut.

Misalnya orang yang love language-nya cenderung lebih dominan pada physical touch, biasanya orang tersebut lebih sering untuk mengekspresikan cintanya melalui sentuhan fisik, seperti gentle touch ataupun pelukan. Orang tersebut juga biasanya lebih senang untuk menerima pengekspresian cinta melalui sentuhan fisik.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau