Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anak Jadi Pelaku Perundungan? Ini yang Perlu Dilakukan Orangtua

Kompas.com - 22/11/2022, 16:06 WIB
Angela Siallagan,
Ayunda Pininta Kasih

Tim Redaksi


KOMPAS.com – Fenomena perundungan atau bullying masih terjadi di lingkungan sekolah dan menjadi masalah cukup serius dalam dunia pendidikan.

Kadang, pelaku perundungan tidak menyadari bahwa dirinya sudah pernah melakukan tindak bullying kepada temannya sendiri, sehingga menyakiti perasaan maupun fisik korban.

Beberapa tindakan perundungan di kalangan anak-anak yakni mengganggu atau membuat perasaan tidak nyaman, menghasut orang lain untuk membenci seseorang, berbicara seenaknya atau menjelek-jelekkan orang lain di belakang, menghina, menyindir, bahkan melakukan tindak kekerasan seperti mendorong, memukul, menampar, menjambak, menendang atau melempari seseorang.

Baca juga: 6 Tanda Anak Cerdas Secara Emosional dan Cara Mengoptimalkannya

Masalah perundungan yang terjadi pada anak-anak sekolah perlu mendapat perhatian khusus dari banyak pihak, terutama orangtua dan pihak sekolah.

Orangtua berperan sangat penting dalam mendidik anak-anak mereka, termasuk membentuk karakter dan masa depan anak-anaknya.

Sebagai orangtua, perlu mengenali dan mengamati perubahan sikap anak-anak. Apabila menemukan anak-anak telah menjadi pelaku perundungan, maka harus segera mencari solusi agar anak tersebut mampu menghentikan sikap yang merugikan itu.

Direktorat SMP Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) membagikan lima hal penting yang perlu dilakukan oleh orangtua ketika menemukan anak-anak sebagai pelaku perundungan.

Baca juga: Psikolog Klinis: Inilah Dampak bagi Anak yang Menyaksikan KDRT

5 Hal penting dilakukan oleh orangtua bagi anak pelaku perundungan

1. Memberi pemahaman tentang perundungan dan kekerasan, serta dampaknya

Orangtua perlu menyadarkan anak-anak untuk memiliki jiwa Pancasila, sehingga tidak boleh melakukan tindakan perundungan ataupun kekerasan. Mereka juga perlu disadarkan dampak negatifnya bagi korban, seperti luka batin, merasa minder, dan trauma.

Selain itu, orangtua perlu mencari informasi-informasi tentang perundungan atau kekerasan agar pemahamannya semakin mendalam. Mereka juga menanamkan pola pikir bahwa setiap orang setara dan berhak untuk dihargai dan terbebas dari perlakuan-perlakuan yang tidak menyenangkan.

2. Menyadari perilaku perundungan dan menghentikannya

Jika orangtua sudah menyadarkan anak-anaknya tentang perundungan dan kekerasan tersebut, termasuk dampak negatif yang ditimbulkan, maka anak-anak perlu diajak untuk menghindari tindakan-tindakan tersebut.

Sedapat mungkin, orangtua mengasuh anaknya lebih ekstra agar dapat menghentikan perilaku tersebut, sehingga tidak menimbulkan dampak yang lebih buruk lagi.

Baca juga: 7 Tanda Anak Cerdas dan Berpotensi Punya IQ Tinggi

3. Segera minta maaf kepada orang yang menjadi korban

Apabila anak-anak sudah menyadari bahwa dirinya telah menjadi pelaku perundungan, maka orangtua perlu mengajarkan anaknya untuk segera meminta maaf kepada orang yang menjadi korban atas tindakan yang telah dilakukan.

Jika anak tersebut merasa malu meminta maaf secara langsung, bisa melakukannya lewat telepon, chatting, surat, atau media komunikasi lainnya.

4. Mulailah mengintrospeksi diri

Ada banyak faktor penyebab munculnya perundungan dan kekerasan. Kadangkala, anak-anak menjadi pelaku perundungan karena kurang mendapat kasih sayang dan perlindungan yang cukup dari orangtuanya.

Oleh karena itu, orangtua perlu mencari tahu dan menggali penyebab perundungan atau kekerasan tersebut.

Sedapat mungkin orangtua harus menjadi panutan bagi anak-anak, karena anak-anak mempelajari segala sesuatunya dengan meniru dan menyerap semua yang disaksikannya.

Oleh karena itu, orangtua perlu memberi contoh kepada anak-anak mengenai perilaku santun terhadap sesama manusia.

Dengan demikian, dapat mengurangi atau menghilangkan perilaku perundungan guna meminimalisir terjadinya kekerasan.

Baca juga: 5 Program Beasiswa S1-S2 Inggris, Beri Biaya Kuliah hingga 100 Persen

5. Berubah dan berkomitmen untuk mengubah diri lebih baik

Apabila orangtua menemukan anaknya sebagai pelaku perundungan, maka anak-anak perlu dinasihati untuk mengubah cara pandang mengenai relasi dan perilaku dengan orang lain. Mereka juga perlu diajak untuk menumbuhkan niat dan keinginan untuk berubah.

Perubahan sikap menjadi anak yang lebih baik ditunjukkan dengan upaya-upaya untuk bertobat dan memiliki komitmen untuk bersikap lebih positif. Hal ini memang tidak mudah dan tidak dapat terjadi secara instan.

Oleh karena itu, orangtua dapat melakukan pendampingan yang intensif terhadap anak-anak mereka, sehingga perlahan-lahan mereka berani mencoba untuk mengubah diri.

Anak-anak dapat mengubah pola pikir dengan lebih baik lagi, sehingga dapat bergaul dengan teman tanpa mengulangi tindakan perundungan dan kekerasan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com