KOMPAS.com – Kebiasaan menunda-nunda pekerjaan atau tugas (procrastination) bisa terjadi pada semua kalangan dan segala jenjang usia, baik disengaja maupun tidak. Namun, tanpa disadari, seringnya menunda-nunda pekerjaan dapat berdampak pada cita-cita atau target di masa depan.
Ada beragam alasan orang menjadi procrastination ketika dihadapkan pada pekerjaan atau tugas tertentu, misalnya rasa tidak mood untuk melakukannya, tidak tahu mana yang harus dilakukan lebih dulu, burnout, atau mungkin depresi.
Sebagai contoh, kamu sudah membuat niat untuk mengerjakan tugas kuliah pada malam hari, tetapi ketika malam tiba, motivasi belum terkumpul, sehingga kamu tergoda menonton YouTube dan berselancar dengan media sosial sampai larut malam dan akhirnya tertidur. Esoknya, telat bangun dan tidak mengerjakan tugas.
Baca juga: Beasiswa S1-S2 Brunei Darussalam 2023, Tunjangan Rp 7 Juta Per Bulan
Hal tersebut dipaparkan oleh praktisi pendidikan sekaligus Chief Education Officer Zenius, Sabda PS.
Ia menyontohkan, seseorang punya 10 daftar kegiatan yang harus dilakukan untuk bisa masuk kampus impian. Namun, pilihan untuk menunda-nunda pada akhirnya hanya membuat orang tersebut melakukan 1 hal. Pada akhirnya, cita-cita masuk kampus impian bisa gagal.
“Ingat, kunci sukses kalau kata Brian Tracy adalah salah satu ini, kamu harus tentuin the price of succes. Apa sih yang harus saya bayar ini untuk sukses? dan semua itu dibayar di muka,” ucap Sabda seperti dilansir dari laman Instagram Zenius.
Ia berpendapat bahwa seseorang tidak bisa sukses dengan menjalankan hal yang biasa-biasa saja. Orang sukses tidak bisa reaktif atau hanya mengerjakan apa yang ada di depan mata. Melainkan harus punya rencana.
“No. Kebanyakan (orang sukses) semua harus punya goal, harus punya rencana,” paparnya.
Baca juga: 5 Ciri Kamu Termasuk Orang Cerdas, Bukan Hanya Dilihat dari IQ
Melansir laman Gramedia.com, kebiasaan menunda atau procrastination merupakan respons otak yang menjadi stressor (stres) bagi manusia yang menimbulkan kecemasan dalam mengaktivasi area di otak yang dikaitkan dengan nyeri.
Dengan demikian, otak mencari cara untuk menghentikan perasaan negatif tersebut dengan mengalihkan perhatian kamu pada kegiatan yang lebih menarik dan menyenangkan dan menghibur, misalnya menonton YouTube satu jam.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.