Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penurunan Tanah di Jakarta dan Semarang, Pakar UGM: Seperti Ini Penanganannya

Kompas.com - 13/01/2023, 09:10 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Beberapa waktu lalu, Kota Semarang dilanda banjir saat terjadi curah hujan tinggi. Hal ini karena Semarang juga mengalami penurunan tanah, sama seperti Jakarta.

Terkait hal itu, Dosen Teknik Geodesi, Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (UGM), Heri Sutanta, Ph.D., memberikan tanggapan.

Menurutnya, ada beberapa kota besar di Indonesia yang berada di daerah pesisir. Seperti Jakarta, Semarang, Samarinda, Makassar, Kupang dan Ambon.

Ia menyebut, umumnya daerah pesisir ini tanahnya terbentuk dari aluvial karena hasil endapan sungai sehingga lebih mudah mengalami pemadatan dan akhirnya terjadi penurunan tanah.

Baca juga: Melon Mirip Apel Ini Hasil Inovasi Peneliti UGM

"Hasil penelitian kita di Semarang, kondisi di Jakarta juga sama, penurunan tanah dipercepat oleh pemanfaatan air tanah yang berlebihan dan melebihi kapasitas imbuhannya," terangnya seperti dikutip dari laman FT UGM, Senin (9/1/2023).

Banyak pembangunan infrastruktur

Dijelaskan dari hasil penelitian dia, di daerah tangkapan air Kota Semarang dulunya terdapat banyak kebun, tanah tegalan dan ruang terbuka.

Hanya saja kemudian berubah menjadi kompleks perumahan, kawasan industri dan pembangunan infrastruktur lainnya. Hal ini menyebabkan berkurangnya imbuhan di Cekungan Air Tanah (CAT) Semarang.

Untuk Semarang, kenaikan air laut global saat ini mencapai 3-5 milimeter per tahun, sementara penurunan tanah mencapai 9 cm.

"Ada kenaikan penurunan tanah 30 kali lebih besar dibanding kenaikan air laut global," imbuh dia.

Tentunya, faktor lokal penurunan tanah ini lebih berdampak pada kenaikan relatif permukaan laut di Semarang dan Jakarta.

Baca juga: Dokter UGM: Remaja Putri Harus Waspadai Skoliosis

Bahkan, percepatan penurunan tanah ini menyebabkan dua kota di Indonesia ini sering dilanda banjir saat curah hujan tinggi karena posisi daratan di pesisir lebih rendah daripada air permukaan laut.

"Itu juga yang terjadi di Jakarta," imbuhnya.

Upaya penanganannya

Tentu saja, Jakarta dan Semarang dengan posisi daratan pesisir yang lebih rendah dari air permukaan laut, maka harus ditangani secara komprehensif.

1. Tanggul laut

Daerah pemukiman dan industri yang ada saat ini di kawasan pesisir dapat dilindungi dengan tanggul laut.

2. Banyak pompa air

Selanjutnya juga dipersiapkan banyak pompa untuk mengalirkan air dari drainase ke sungai besar yang aliran airnya menuju laut. "Harus ada pompa yang disiapkan walaupun membutuhkan biaya operasional yang besar," tuturnya.

Meski demikian, di antara kota besar di Indonesia, sementara ini hanya Jakarta dan Semarang yang mengalami proses penurunan tanah yang begitu cepat.

Baca juga: Dokter RSA UGM: Ini yang Harus Dilakukan jika Anak Kejang Demam

Upaya antisipasi

Untuk mengantisipasi terjadinya dampak yang lebih besar di kemudian hari, ia mengusulkan agar pemerintah membuat kebijakan yang komprehensif.

1. Yang pertama adalah mengatur pengambilan air tanah dan menjaga imbuhannya melalui perubahan pembatasan penggunaan lahan di daerah tangkapan airnya.

2. Selanjutnya adalah menanggulangi dampaknya, misalnya pembangunan tanggul pantai untuk melindungi infrastruktur dan warga.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com