Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 23/01/2023, 10:55 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Situasi kehidupan sekarang ini semakin tak menentu yang menuntut mahasiswa harus adaptif dan kreatif menciptakan atau memanfaatkan peluang yang ada.

Selain itu, mahasiswa juga perlu belajar mengatur keuangan agar tidak terlalu boros yang bisa saja berdampak pada masa depan.

Baca juga: Ikut SNBP 2023 di Unesa, Perhatikan 4 Hal ini

Dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB), Universitas Negeri Surabaya (Unesa) Dr. Moch. Khoirul Anwar mengungkapkan terdapat 7 cara yang bisa dilakukan mahasiswa agar bisa lebih hemat mengeluarkan biaya hidup sehari-hari.

1. Bisa bedakan antara kebutuhan dan keinginan

Pria yang merupakan ketua Jurusan Ekonomi Islam itu mengungkapkan salah satu yang menyebabkan mahasiswa boros yaitu tidak bisa membedakan antara kebutuhan dan keinginan. Keduanya sangat berbeda.

Seringkali mahasiswa terjebak mendahulukan hal-hal yang diinginkan ketimbang yang dibutuhkan.

Ketika memiliki budget, misalnya yang diutamakan adalah kebutuhan pokok terlebih dahulu. Karena mahasiswa tentunya masih kuliah, selanjutkan bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan perkuliahan.

"Keinginan seringkali ada hasrat untuk gaya-gayaan saja ketimbang melihat fungsi utamanya. Keinginan itu tidak ada habisnya. Semakin diikuti, semakin menjadi-jadi," ucap dia.

2. Rencanakan pengeluaran

Sebaiknya, mahasiswa membuat rencana pengeluaran bulanan. Ini bisa dirancang mulai dari apa saja yang dibutuhkan dan berapa budget yang harus dikeluarkan dalam satu bulannya.

Baca juga: 18.964 Mahasiswa UGM Peroleh Beasiswa Pendidikan

Selain itu juga perlu membuat semacam batasan maksimal budget yang perlu dikeluarkan.

Secara tidak langsung ini akan membiasakan mahasiswa dalam mencari cara bagaimana mendapatkan barang sesuai kebutuhan dengan modal yang secukupnya.

Rencana yang dibuat harus dievaluasi di akhir bulan atau saat menyusun rencana pengeluaran bulan berikutnya.

Jika off dari target berupa pengeluaran di atas batas maksimal, misalnya bisa dicarikan apa penyebabnya dan bisa dibenahi pada rencana bulan berikutnya.

3. Gunakan uang tunai

Ternyata ada perbedaan respons psikologis antara belanja menggunakan uang tunai dengan nontunai.

Kalau nontunai, orang tak merasa sudah menghabiskan banyak uang.

Sementara pakai tunai, kehilangan uang akan lebih terasa dan bikin sesak, apalagi saat berbelanja dengan nominal yang agar besar.

Menurut Khoirul, penggunaan uang tunai akan memberikan signifikansi yang tinggi dalam menekan pengeluaran keuangan.

Baca juga: Biaya Masuk Unpad Jalur SBMPTN atau SNBT 2023, Calon Mahasiswa Cek

Ketika mahasiswa terbiasa berbelanja menggunakan uang tunai, maka tidak ada keinginan besar untuk membeli barang lainnya.

Sedangkan ketika menggunakan uang nontunai, ada dorongan untuk membeli barang dalam jumlah porsi yang besar dan kekurangan uang tidak terlalu terasa.

4. Gaya hidup sederhana

Memang tidak ada yang melarang mahasiswa untuk bergaya, tetapi sebaiknya bergaya itu harus sesuai dengan isi kantong.

Gaya hidup yang tak sesuai isi kantong sering menyebabkan kegagalan finansial seseorang. Karena itu, mindset gaya hidup perlu diubah.

Gaya hidup tak perlu mahal dan branded, yang penting nyaman digunakan dan memiliki fungsi sesuai kebutuhan.

5. Sadar diri

Kendati ada sejumlah mahasiswa yang memiliki pendapatan, tetapi kebanyakan dari mereka masih mengandalkan 'kiriman' orangtua.

Karena itu, mahasiswa harus menyadari anggaran orangtua yang didapatkan dengan jerih payah hanya untuk kebutuhan kuliah anaknya.

Baca juga: Dosen UM Surabaya: Pengemis Online Eksploitasi Kemiskinan

"Uang ini kan hasil kerja banting tulang untuk kuliah anaknya. Kiriman mereka untuk dipakai buat kebutuhan kuliah, bukan buat gaya-gayaan atau untuk membeli hal yang kurang dibutuhkan. Pemberian orangtua harus dikelola dan dimanfaatkan dengan baik," ucap dia.

6. Tidak hedon

Keborosan yang membuat banyak orang melarat akhirnya, yaitu karena terlalu hedon atau mencari kesenangan dan kepuasaan.

"Kalau mahasiswa sudah mulai menuruti keinginan untuk senang-senang dan menggunakan budget yang terbatas. Nah itu tandanya mulai hedon dan itu harus ditekan," tegas dia.

7. Kurangi makan di luar

Makan di luar rumah memang bisa lebih mahal atau lebih murah dari biaya makan hasil buatan sendiri di rumah.

Baca juga: Pakar Unair: Pemberlakuan ERP Harus Dikaji dari Banyak Aspek

Namun, kecenderungannya, makan di luar bisa lebih boros. Godaan ragam pilihan menu yang ada bisa membuat orang kalap.

Agar lebih hemat, sebaiknya bisa masak sendiri di rumah atau membawa bekal dari rumah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com