Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 27/02/2023, 20:59 WIB
Penulis Dian Ihsan
|
Editor Dian Ihsan

KOMPAS.com - Dosen pada Jurusan Ilmu Komunikasi UPH, Dr. Johanes Herlijanto mengatakan, pengalaman Filipina menghadapi gray zone China di wilayah Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) Filipina merupakan pelajaran berharga bagi Indonesia.

"Karena, Indonesia juga menghadapi strategi gray zone China di wilayah ZEE Indonesia di perairan Natuna," kata dia dalam keterangannya, Senin (27/2/2023).

Baca juga: Universitas Prasetiya Mulya Resmi Keluarkan Mario Dandy Satrio

Petama-tama, kata dia, pengalaman Filipina memperlihatkan bahwa Indonesia yang juga mengalami berbagai insiden dengan China di wilayah ZEE di perairan Natuna, bukan satu-satunya negara yang menjadi target dari operasi gray zone Cina.

Kedua, apa yang terjadi dengan Filipina memperlihatkan bahwa keputusan untuk menjalin hubungan mesra dengan China, seperti yang dilakukan oleh Presiden Durtete di awal pemerintahannya, tidak serta merta membuat China menghentikan, atau bahkan sekedar mengurangi, operasi gray zone mereka.

Hal lain yang juga menjadi hikmah dari pengalaman Filipina adalah, bahwa bersikap santai dan tidak menganggap serius insiden insiden yang terjadi dengan China bukankah sikap yang tepat.

"Sikap ini justru menambah semangat China untuk meningkatkan sikap agresifnya, karena kurang memperoleh tantangan yang serius," ujar pria yang juga jadi Ketua FSI.

Berkaca dari hal di atas, Indonesia perlu melanjutkan sikap serius yang sudah ditunjukan terkait upaya menjaga kedaulatan dan hak berdaulat Indonesia di perairan Natuna yang sering menjadi target aktivitas gray zone China.

"Upaya meningkatkan kekuatan militer dan kehadiran Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut di wilayah ZEE terluar perlu untuk terus dilakukan," ucap dia.

Baca juga: Ibu dan Anak Raih Gelar Doktor Bersama di UNS dengan IPK 3,93

Ahli Hubungan Internasional dari Universitas De La Salle University, Filipina, Prof. Renato Cruz DeCastro menjelaskan, China telah melakukan aktivitas "gray zone" terhadap Filipina berkali-kali sejak tahun 1995.

"Operasi gray zone tersebut lah yang diterapkan China kepada negara-negara yang memiliki perbatasan laut dengan China, agar agresi militer China tetap berada di bawah tingkat operasi laut yang sesungguhnya, dan dapat disembunyikan melalui bantahan-bantahan," ungkapnya.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+