Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Cara Redam Emosi dari Psikolog Unair

Kompas.com - 07/03/2023, 12:02 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Emosi sering merujuk kepada sesuatu hal yang negatif. Tak jarang emosi yang berlebihan bisa memicu hal yang tidak diinginkan terjadi.

Namun ternyata munculnya emosi dalam tubuh merupakan hal wajar yang harus dihadapi.

Dosen Fakultas Psikologi Universitas Airlangga (Unair), Tiara Diah Sosialita mengatakan, setiap orang memiliki emosi yang unik dan beragam.

Baca juga: Hasil Seleksi PPPK Guru 2022 Diumumkan 10 Maret, Cek di Link Ini

Namun, memahami emosi bukan hal yang mudah. Kendati demikian, bukan suatu hal yang mustahil untuk meningkatkan kepekaan terhadap emosi yang kita hadapi.

"Meskipun sulit, tidak mustahil untuk melatih kepekaan emosi yang kita rasa," kata dia mengutip laman Unair, Selasa (7/3/2023).

Tiara memiliki beberapa cara yang bisa dilakukan untuk memahami emosi dengan sederhana dan mudah untuk dipraktekkan.

Pertama, setiap emosi muncul cobalah untuk menyadari dan mengakui bahwa emosi tersebut ada.

"Jangan diabaikan. Perlu dipahami bahwa emosi itu nyata adanya. Emosi sebenarnya reaksi alamiah yang kita rasa terhadap suatu peristiwa," tutur dia.

Menurut Tiara emosi yang muncul pada tubuh tidak ada yang salah.

"Apapun jenis emosinya kita perlu terima, sadari, dan akui," ungkapnya.

Kedua, tenangkan diri. Emosi menjadi penanda tindakan selanjutnya yang akan seseorang lakukan.

Baca juga: Ini Alasan Siswa SMA/SMK di NTT Wajib Masuk Sekolah Jam 5 Pagi

Apabila tidak terkendali, maka emosi yang terjadi dapat berubah menjadi emosi negatif dan bisa membahayakan orang lain.

"Tenangkan emosi yang menggebu-gebu, yang impulsif, yang meledak-ledak," jelas dia.

Menenangkan diri dapat dilakukan dengan cara mengambil jeda terlebih dahulu sambil menarik napas.

Ketiga, pikirkan konsekuensi yang bisa terjadi.

"Jangan sumbu pendek, pikirkan konsekuensi jika kita langsung terdorong melakukan sesuatu karena emosi yang berlebihan. Misalnya sangat marah kepada seseorang lalu terdorong melakukan bullying atau kekerasan kepada teman," ujar Tiara.

Keempat, ubah emosi yang negatif menjadi positif. Cara yang paling mudah dilakukan terkait hal ini adalah memposisikan diri sebagai korban.

"Membayangkan kalau kita ada di posisi orang tersebut (korban) apakah bisa menerima hal yang terjadi. Carilah celah untuk mendapatkan hikmah," sebut dia.

Cara mengelola emosi negatif

Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk menyalurkan emosi berlebih agar tidak merusak diri dan membahayakan orang lain.

Tiara menerangkan bahwa setiap orang memiliki strategi yang nyaman bagi dirinya masing-masing.

"Bisa misalnya ketika sedang merasa emosi menyalurkannya ke aktivitas fisik seperti olahraga sehingga energi yang negatif ini bisa tersalur ke kegiatan yang lebih positif," terang dia.

Kegiatan lain yang bisa dilakukan adalah journaling. Hal ini bermanfaat untuk membantu seseorang mengekspresikan emosi yang dirasa.

"Jadi semacam buku harian, mencatat hari ini emosi apa yang muncul dan penyebabnya. Ini bisa membantu memahami dan memvalidasi emosi yang dirasakan. Dengan ini seseorang akan merasa ada yang mendukung, merasa ada kawan, ini memunculkan perasaan yang positif," tegas Tiara.

Baca juga: Masuk Sekolah Pukul 05.00 Pagi di NTT, Kemendikbud: Kami Akan Lindungi Siswa

Aktivitas ketiga adalah meditasi. Kegiatan ini dapat menenangkan pikiran serta memusatkan fokus pada hal-hal yang positif.

Emosi juga bisa disalurkan kepada hobi.

"Misal yang suka melukis, karaoke, membuat kerajinan, atau bahkan mendengarkan musik bisa disalurkan kepada hobi tersebut," ucapnya.

Tidak kalah penting adalah menjaga pola makan dan tidur. Pola makan dan tidur yang baik akan membantu mengurangi stres. Jika seseorang terhindar dari stres maka hati akan merasa gembira sehingga emosi negatif bisa terkelola dengan baik.

"Jangan lupa untuk me time, beri waktu diri kita sendiri untuk melakukan kegiatan yang kita senangi dan nikmati," terang dia.

Baca juga: Kisah Ahmed, Wisudawan Asal Gaza yang Lulus S1 Kedokteran di Unair

Cara-cara ini tidak ditujukan untuk menghilangkan emosi negatif. Tapi membantu seseorang untuk mampu mengelola emosi negatif yang terjadi.

"Jadi ketika dia sedih bisa diterima, tidak berlarut dalam kesedihan atau emosi negatif lain. Ini bisa menjadi sarana untuk membangun kesehatan mental yang baik juga," tukas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com