KOMPAS.com – Ingat iklan khusus Ramadhan #KerenLahirBatin dari Ramayana yang populer karena lirik “kerja lembur bagai kuda” pada 2018? Iklan berdurasi satu menit tersebut mengisahkan lika-liku hidup seorang pemuda di perantauan yang ingin memberikan hadiah Lebaran kepada keluarga.
Dibalut lagu bergenre kasidah, iklan tersebut berhasil menarik perhatian sehingga ditonton sebanyak 17 juta kali di YouTube. Bahkan, hingga kini, istilah “kerja lembur bagai kuda” masih membekas dan kerap dipakai dalam percakapan sehari-hari.
Lantas, mengapa iklan #KerenLahirBatin bisa begitu populer dan membekas di ingatan audiens? Jawabannya terletak pada teknik penyampaian pemasaran yang dilakukan kreator konten, yakni storytelling.
Dilansir dari American Marketing Association, storytelling atau penceritaan adalah teknik pemasaran yang memanfaatkan cerita untuk terhubung secara emosional dengan audiens sehingga menimbulkan empati dan pemahaman mendalam terhadap informasi yang ingin disampaikan.
Berdasarkan hasil studi yang dilakukan psikolog asal Amerika Serikat (AS), Jerome Bruner, penyampaian informasi yang dilakukan dengan storytelling 22 kali lebih membekas bagi audiens ketimbang kumpulan fakta dan data belaka. Oleh karena itu, kreator konten yang berkiprah di dunia maya, baik di bidang video, desain grafis, maupun penulisan, wajib memiliki kemampuan ini.
Untuk menyentuh hati audiens lewat storytelling, tiga langkah berikut bisa dipraktikkan. Pertama, pahami brand, produk, dan informasi, serta permasalahan audiens. Kreator konten perlu mencari manfaat informasi yang ingin disampaikan sebagai solusi dari permasalahan yang dialami oleh audiens.
Guna memudahkan, kreator konten bisa melakukan riset atau survei dengan mencari topik atau kata kunci populer terkait informasi yang ingin disampaikan di platform search engine optimization (SEO), seperti Google Trends.
Kedua, buat kerangka who, what, when, where, why, dan how (5W1H). Pada tahap ini, kreator harus memastikan siapa target audiens? Apa informasi yang ingin disampaikan? Di mana media penyampaian konten? Lalu, kenapa informasi itu harus disampaikan?
Selanjutnya, buatlah konsep yang menjadi latar belakang dan waktu yang menjadi lini masa penyampaian konten. Pastikan konten yang dibuat dekat dengan audiens. Jika tidak, konten tidak bisa membekas di hati audiens.
Ketiga, buat perencanaan konten. Apabila konten yang disampaikan berupa video atau foto, buatlah storyboard terlebih dahulu. Jika konten berupa artikel, tulislah ide dan kerangka penulisannya. Diskusikan juga perencanaan konten dengan tim produksi agar makin banyak ide yang masuk.
Setelah ketiga langkah tersebut sudah dilakukan, konten siap untuk dieksekusi.
Agar pembuatan konten storytelling sempurna, pastikan pula perangkat yang digunakan untuk membuat konten memadai. Sebab, kualitas perangkat penunjang, seperti laptop, juga berpengaruh pada kualitas konten.
Apabila belum memiliki laptop yang mumpuni, kreator konten bisa menjadikan laptop-laptop keluaran MSI sebagai pilihan. Pasalnya, jenama teknologi ini memiliki segudang produk berkualitas yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan kreator konten.
Saat ini, MSI sedang menyediakan promo Electrodeals dengan potongan harga hingga Rp 9 juta. Promo ini berlaku untuk pembelian laptop MSI tertentu di dealer resmi MSI, baik secara daring maupun luring. Promo ini berlaku hingga 9 April 2023.
Sebagai informasi, MSI Electrodeals berlaku untuk hampir semua seri laptop MSI. Bagi Anda yang sedang mencari laptop untuk penunjang kerja, belajar, atau gaming, promo ini juga bisa digunakan.
Untuk mengetahui informasi lebih lengkap terkait promo dan pembelian laptop MSI secara daring, silakan kunjungi tautan msi.gm/kompaselectrodeals. Informasi pembelian produk secara luring dapat ditemukan di tautan msi.gm/wtbkomdeals.
Perlu diketahui, teknik storytelling tak hanya membuat konten jadi lebih menarik. Lebih dari itu, kreator konten dan brand pun bisa mendapat keuntungan.
Poin penting dari storytelling adalah untuk menyentuh emosi audiens. Kembali mengambil contoh iklan #KerenLahirBatin dari Ramayana, audiens diajak untuk memahami realitas perantau sambil tergelak tawa.
Karena konten yang disampaikan mampu menyentuh emosi, audiens jadi memahami brand dan produk yang ingin disampaikan secara lekat. Informasi yang disampaikan pun menjadi lekat dalam ingatan audiens. Oleh karena itu, brand dan produk menjadi lebih dikenal oleh publik.
Storytelling yang menyentuh emosi juga bisa menciptakan koneksi personal antara audiens dan produk atau informasi yang disampaikan oleh kreator konten. Sebab, storytelling bisa menjawab keresahan serta menjadi solusi atas masalah yang dirasakan oleh audiens.
Tak hanya itu, storytelling juga bisa membuat informasi yang kompleks menjadi mudah dipahami. Teknik yang digunakan pun biasanya unik dan catchy sehingga lebih dilirik oleh audiens. Pasalnya, di tengah arus informasi di dunia maya yang deras, keunikan menjadi poin penting agar konten bisa tak lewat begitu saja di beranda audiens.
Dengan koneksi personal, brand pun menjadi populer dan banyak dilirik oleh masyarakat. Alhasil, pertumbuhan dan pendapatan brand akan meningkat.
Nah, kreator konten, bagaimana dengan konten-konten Anda? Yuk, mulai terapkan storytelling dalam pengemasan konten untuk insight yang lebih baik.