KOMPAS.com - Akhir-akhir ini, sejumlah negara di Asia mengalami gelombang panas. Bahkan beberapa negara seperti India, Thailand, Myanmar dan Laos mencatat rekor tertinggi suhu maksimum.
Di Indonesia suhunya juga ikut meningkat. Sehingga banyak masyarakat yang mengeluh karena kondisi cuaca tersebut.
Tentu, paparan sinar ultraviolet (UV) dari matahari dapat berbahaya bagi kulit. Karena itu sinar UV perlu dihindari.
Terkait hal itu, Ahli Dermatologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK Unair) dr. Irmadita Citrashanty, SpKK(K)., FINSDV., FAADV., membagikan cara melindungi kulit dari bahaya sinar UV.
Baca juga: Dosen Unair: Ini Cara Cegah Avian Influenza
Tentunya, tips pertama yang bisa dilakukan masyarakat ialah tidak keluar rumah pada saat matahari terik atau sekitar jam 11-13 siang.
Hal itu karena indeks UV tertinggi berada pada jam tersebut sehingga berbahaya untuk kulit jika terpapar langsung oleh sinar matahari.
Namun jika terpaksa harus keluar rumah pada saat jam tersebut. Masyarakat dapat memakai perlindungan fisik untuk melindungi kulit dari paparan sinar matahari.
"Kita bisa memakai topi, baju lengan panjang dengan warna gelap, payung, dan kacamata untuk melindungi kulit kita," ujarnya dikutip dari laman Unair, Selasa (2/5/2023).
Irmadita mengimbau masyarakat untuk menggunakan sunscreen dengan SPF 30 PA+++ karena jenis sunscreen tersebut efektif melindungi kulit dari paparan sinar UVA dan UVB.
"Jangan lupa untuk mengaplikasikan atau menggunakan ulang penggunaan sunscreen tadi setiap kurang lebih 3-4 jam sekali apabila akan terpapar sinar matahari lagi. Karena apa? sunscreen ini bisa terhapus oleh keringat jadi efektivitasnya akan berkurang," jelas dia.
Baca juga: FK dan FKG Unair Peringkat 1 di Indonesia
Pengurus Lembaga Pengembangan dan Pelatihan Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (Perdoski) itu juga menerangkan beberapa macam bahaya jika kulit terpapar oleh sinar UV.
Sunburn atau luka bakar dapat langsung terjadi karena paparan sinar matahari. Beberapa gejala yang bisa timbul yaitu kulit kemerahan, perih, hingga luka lecet.
Paparan sinar UV juga dapat mengakibatkan penuaan dini yaitu terjadinya penuaan lebih awal daripada seharusnya.
Adapun tanda-tanda penuaan dini ini bisa berupa hiperpigmentasi, kerutan wajah, kekenduran kulit, hingga keratosis seboroik atau kutil yang muncul lebih awal dari usia.
Meskipun insidensi kanker kulit di Indonesia dan negara-negara Asia cenderung lebih rendah dibandingkan ras kulit putih di negara-negara barat.
Baca juga: Dosen Unair: 4 Hal yang Harus Dihindari Saat Lebaran
Namun, hal itu tidak memungkiri potensi terjadinya kanker kulit. Oleh sebab itu, masyarakat tetap perlu waspada.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.