Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pakar: Malaysia Bisa Jadi Pilihan Terbaik Lanjutkan Pendidikan Pascasarjana

Kompas.com - 15/05/2023, 13:32 WIB
Dwi Oktariana,
Ayunda Pininta Kasih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Seminar dan Pameran Pascasarjana Malaysia digelar oleh Education Malaysia Global Services (EMGS) bersama dengan Education Malaysia Indonesia (EMI) di Menara Mandiri, Jakarta, Minggu (14/5/2023).

Pameran jenjang Pascasarjana tersebut diikuti oleh 26 perguruan tinggi asal Malaysia.

Para peserta yang hadir dapat mendapatkan informasi secara langsung dari universitas terkait pendidikan Pascasarjana dan perkuliahan di Malaysia. Termasuk dapat menghadiri seminar dari pakar pendidikan tinggi dan pascasarjana.

Lewat seminar, para peserta dapat berkesempatan untuk mendengarkan materi pendidikan Pascasarjana dari pembicara ahli yang dihadirkan.

Direktur Universitas Sains Islam Malaysia (USIM), Amir Shaharuddin menjelaskan bahwa pendidikan Pascasarjana Malaysia dapat menjadi salah satu tujuan terbaik bagi pelajar Indonesia yang berencana meneruskan pendidikannya di luar negeri.

Baca juga: Ingin Kuliah Pascasarjana di Malaysia? Ikuti Pameran Pendidikan EMGS

“Malaysia menawarkan pendidikan dengan biaya relatif sama dengan di Indonesia, tetapi dengan kualitas yang tidak kalah dari negara-negara seperti Inggris dan Amerika,” ujar Amir dalam kesempatan forum dengan tajuk Postgraduate Education and Industries Partnerships.

Amir juga menambahkan, ada beberapa bidang yang menjadi unggulan dalam pendidikan Pascasarjana di Malaysia yang bisa menjadi acuan bagi pelajar asal Indonesia memiliki rencana melanjutkan kuliahnya di Malaysia.

“Malaysia jadi salah satu negara yang memiliki program Perbankan Syariah dan Ekonomi Islam terbaik di dunia. Saya amati di Indonesia juga konteks Islamic Finance sedang berkembang dan sering kami katakan kalau Indonesia ini the sleeping giant yang sudah mulai bangun. Ini bisa jadi peluang bagi pelajar Indonesia untuk belajar dan mengembangkan potensi di bidang ini,” tutur Amir.

Azlan Abdul Aziz selaku Dekan Universitas Sains Malaysia (USM) memaparkan keterkaitan antara pendidikan Pascasarjana dengan dunia industri. Ia menjelaskan bahwa penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa Pascasarjana sangat dibutuhkan oleh industri.

Baca juga: Beasiswa S2/S3 Malaysia 2023, Uang Saku Capai Rp 58 Juta

“Biasanya riset kita itu diperlukan oleh pihak industri. Saat penelitian kita selesai, maka akan dapat dimanfaatkan oleh pihak industri yang sesuai dengan bidangnya,” kata Azlan.

Lebih lanjut, Azlan menambahkan penelitian yang memberikan dampak dan pengaruh kepada industri juga dapat meningkatkan potensi karir bagi para peneliti.

“Apabila kita melakukan penelitian yang berdampak ke industri dan bisa memberikan solusi le pihak industri, maka kemungkinan potensi karir kita akan lebih tinggi. Kita akan lebih diperlukan juga oleh pihak industri,” ujar Azlan.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Bagian Urusan Internasional UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Maila Dinia Husni Rahiem memaparkan pentingnya transformasi pendidikan Pascasarjana sangat diperlukan di Indonesia.

Baca juga: Mahasiswa UPJ Raih Beasiswa IISMA 2023 di Universitas Ternama Malaysia

Menurutnya, Indonesia masih terus berproses dalam melakukan transformasi pendidikan Pascasarjana. Saat ini, pendidikan Pascasarjana di Indonesia harus terbuka kepada industri dan membuka kajiannya menjadi kajian yang interdisipliner.

“Lewat program Merdeka Belajar Kampus Merdeka, pendidikan Pascasarjana utamanya terus berusaha untuk mendekatkan diri pada dunia industri. Kampus berperan untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas dan nantinya industri akan menyerap mereka sebagai tenaga kerja. Sebaliknya, kami juga berharap dunia industri bisa mendukung kampus untuk mendukung penelitian,” jelas Maila.

Maila menambahkan masih ada beberapa tantangan yang harus dihadapi dalam kerjasama pendidikan Pascasarjana dengan industri. Menurutnya, permasalahan hak cipta menjadi tantangan terbesar.

“Salah satu tantangannya adalah tentang hak cipta penelitian. Nanti hak ciptanya siapa yang pegang dan seberapa banyak keuntungan yang masing-masing dapatkan. Biasanya karena penelitiannya didanai oleh industri, hak ciptanya diminta oleh mereka. Jadi saat melakukan penelitian yang berhubungan dengan industri dari awal harus sangat jelas seperti apa hak cipta dari penelitian yang dihasilkan,” tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com