KOMPAS.com - Pertumbuhan dan perkembangan anak sangat dipengaruhi pola asuh orangtuanya. Karena itu, orangtua harus memahami betul setiap tindakan bahkan ucapan yang diarahkan kepada anak.
Menurut Pakar Pendidikan Anak Usia Dini Unesa Prof. Rachma Hasibuan, setiap ucapan orangtua bisa berdampak pada psikologis dan perkembangan karakter anak.
Baca juga: Ada Toilet Gender Netral di Salah Satu Sekolah Internasional, Kemendikbud Buka Suara
Karena itulah, orangtua harus hati-hati dalam memilih kalimat yang akan diucapkan.
Dalam konteks ini, ada 5 kebiasaan orangtua yang tanpa disadari itu berdampak pada potensi dan perkembangan anak.
Pertama, membanding-bandingkan anak dengan saudara atau anak lainnya. Ini bisa meruntuhkan kepercayaan diri anak pada usaha dan kemampuannya.
"Mentalitas anak bisa tertekan dan mereka jadi takut untuk melakukan apapun dan lamban laun itu membatasi perkembangan potensi mereka," kata dia dikutip dari laman Unesa, Rabu (9/8/2023).
Kedua, menyakiti perasaan dengan mengatakan hal-hal negatif seperti celaan fisik atau psikis.
Dampaknya, anak juga tidak percaya diri, membenci dirinya sendiri, merasa cemas bahkan dalam waktu yang lama itu bisa sampai terjadi gangguan mental.
Ketiga, suka 'mengkambinghitamkan' anak atas suatu kejadian atau persoalan.
Biasanya, sebut dia, ada beberapa orangtua yang ketika ada persoalan melimpahkan kekesalan kepada anaknya dengan kata-kata.
"Seperti gara-gara kamu nih, karena perbuatanmu, ulahmu, dan kata serupa lainnya," jelas dia.
Baca juga: Pendaftaran Kedokteran Unesa Masih Buka, Cek Besaran Uang Pangkalnya
Anak yang sering dikata-katain dan kena kambing hitam, mereka cenderung diam dan tidak berani mengungkapkan pendapatnya karena takut disalahkan.
"Anak berpotensi diam dan tidak menceritakan apapun kepada orangtuanya, dikhawatirkan anak menceritakan permasalahannya kepada orang yang tidak tepat di luar sana," ungkap dia.
Keempat, menakut-nakuti anak dengan suatu hal. Seperti menyampaikan kalimat kalau tidak bobo nanti digigit setan dan berbagai ucapan menakutkan lainnya.
"Hal seperti itu secara tidak langsung menimbulkan efek ketakutan serius bagi anak, merusak imajinasi mereka tentang realitas dan lama kelamaan anak berpotensi trauma," tegas dia.
Kelima, membiasakan atau mengucapkan kalimat yang 'membuang' nilai positif, seperti kata 'anak, berbohong itu tidak masalah lho'.
Baca juga: Mau Masuk SMA Taruna Nusantara? Cek Syarat Nilai Rapor dan Skor IQ
"Kalimat-kalimat tersebut dapat berpengaruh negatif, di mana anak akan merasa bahwa berbohong merupakan hal yang wajar," tukas dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.