KOMPAS.com - Di tengah dunia yang terus berkembang, tantangan abad 21 menuntut generasi muda memiliki keterampilan dan pemahaman untuk menghadapi perubahan global.
Elisabeth Santoso, seorang psikolog anak mengatakan, konsep Kompetensi 5C menjadi konsep yang semakin perlu diterapkan sebagai landasan penting dalam mempersiapkan masa depan yang berdaya saing.
Kompetensi ini mencakup creativity (kreativitas), critical thinking (berpikir kritis), communication (komunikasi), collaboration (kolaborasi), dan character (karakter).
Kelima kompetensi ini merupakan keterampilan yang perlu ditumbuhkan dalam diri seorang anak sejak usia dini. Sebab, keterampilan inilah yang nantinya menghubungkan antara kecerdasan dan pengetahuan anak dengan peran mereka di lingkungan.
Baca juga: Ini 4 Cara untuk Mengembangkan Potensi Anak
“Salah satu hal penting yang sekolah perlu terapkan dalam mengembangkan kompetensi 5C yang pertama adalah peran guru yang dapat menjadi role model bagi para muridnya. Karena anak belajar dari melihat orang lain dalam membawa dirinya masing-masing, di mana dalam konteks sekolah, guru merupakan sosok yang sering berinteraksi dengan anak,” tutur Elisabeth Santoso, seorang psikolog anak, dalam acara peresmian Sampoerna Academy Surabaya Grand Pakuwon Campus, Jumat (25/08/2023).
Lebih lanjut, Elisabeth menjelaskan bahwa untuk membekali kompetensi 5C, sekolah tidak cukup memberikan materi akademik, tetapi juga menjadi sarana untuk mempraktikkan soft skill anak.
Lalu, di luar pembelajaran sekolah juga harus mampu menjadi sarana anak dalam berinteraksi dengan teman dan gurunya.
Baca juga: Praktisi: Siswa Juga Butuh Study Life Balance agar Belajar Optimal
Oleh sebab itu, lanjut dia, sekolah harus mampu menciptakan lingkungan yang membuat anak dapat berinteraksi dengan lingkungannya. Misalnya, menyediakan pembelajaran tentang anti bullying, toleransi, empati terhadap teman dan sesama, serta mengajarkan nilai-nilai karakter.
Selain peran dari sekolah, orangtua juga menjadi faktor penting dalam mengembangkan kompetensi 5C yang dimiliki oleh anak.
“Sebagai orangtua masa kini, tugas pendidikan bukan hanya milik sekolah, tetapi juga saya. Saya merasa penting untuk mendorong growth mindset bagi anak-anak saya. Terkait hal ini, saya sering mengajak anak-anak berdiskusi tentang banyak hal dan mendengarkan pendapat mereka, “ ujar Marginie MG, seorang public figure.
Orangtua juga perlu mengajak anak untuk mencoba berbagai hal baru yang mungkin dapat dijadikan passion atau hobi mereka. Hal seperti ini akan sangat baik untuk anak belajar keluar dari zona nyaman dan beradaptasi dengan perubahan.
Baca juga: Cara Membentuk Growth Mindset pada Anak, Orangtua Lakukan Ini
Principal Sampoerna Academy Surabaya Grand Pakuwon Campus, Anusha mengatakan, pihaknya berupaya menyediakan lingkungan pendidikan yang sejalan dengan kompetensi 5C dengan cara menyediakan lingkungan belajar yang aman, peduli dan kolaboratif dengan kualitas terbaik serta memenuhi ekspektasi global untuk pencapaian akademis dan pengembangan karakter.
“Tugas kami sebagai pengajar di Sampoerna Academy yakni untuk mengembangkan kompetensi 5C dalam lingkungan belajar yang menyenangkan, yang dapat mereka terapkan di kehidupan nyata. Kami juga selalu mendukung apapun minat siswa, baik di akademis maupun non-akademis,” ujar Anusha, Principal Sampoerna Academy Surabaya Grand Pakuwon Campus.
Ia berharap dengan adanya pembelajaran di sekolah, orangtua juga bisa melengkapi dalam mendukung anak untuk mengembangkan kompetensi 5C di rumah. Hal ini perlu dilakukan demi mendorong lahirnya individu unggul dan mampu menghadapi berbagai tantangan di masa depan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.