Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Usia 60 Tahun, IPB Siap Jalankan 5 Agenda Strategis Ini

Kompas.com - 05/09/2023, 08:43 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Rektor IPB University, Prof. Arif Satria memaparkan lima agenda strategis IPB University, setelah 60 tahun kampus ini berdiri dan berdigdaya.

Pertama, IPB University akan memimpin inovasi pangan dan transformasi ekonomi Indonesia sebagai middle income country agar bertumbuh cepat melalui industrialisasi agromaritim 5.0.

Kedua, IPB University kelak berubah dari trendsetter nasional menjadi global growth leader di bidang agromaritim berkelanjutan inklusif.

Baca juga: 10 Jurusan Teknik Informatika Terbaik Indonesia, Ada Binus dan Telkom

Ketiga, IPB University memimpin higher education global-south network untuk bertransformasi dari resource based ke inclusive innovation based sustainable development.

Keempat, IPB University menyiapkan technopreneur dan sociopreneur muda penggerak transformasi perdesaan sebagai pusat pertumbuhan.

"Dan terakhir, IPB University akan melakukan matchmaking sistem pendidikan tinggi dengan industri agromaritim dan komunitas kreatif," kata dia dikutip dari laman IPB, Selasa (5/9/2023).

Lima agenda ini, sebut Rektor, disusun dalam upaya mewujudkan proyeksi ekonomi Indonesia tahun 2050-2075 yang diprediksi akan berada di posisi empat besar dunia setelah Amerika Serikat, Tiongkok dan India.

Untuk menuju ke sana, Prof. Arif menekankan penyiapan industrialisasi (reindustrialisasi) yang matang dan sistematis guna memberikan sumbangsih ekonomi nasional yang lebih tangguh.

"Kita memerlukan langkah sistematis untuk mewujudkan prediksi itu, Fakta hari ini, ternyata kita mengalami proses deindustrialisasi, ditunjukkan penurunan kontribusi sektor industri bagi ekonomi nasional, dari 21,57 persen pada 2013 menjadi 17,84 persen pada 2022," ungkap dia.

Karena itu, ia menyarankan konsep agromaritim 5.0 agar menjadi pilar reindustrialisasi Indonesia.

Dengan menyinergikan transformasi ekonomi dan transformasi sosial, paradigma ini dinilainya akan menghasilkan pemerataan ekonomi nasional yang berbasis kekuatan sosial.

Baca juga: Kisah Brian Tan, Pria Usia 18 Tahun yang Sedang Kuliah S3 di Amerika

"Pilihannya adalah agromaritim 5.0, karena kita mengharapkan struktur industrialisasi Indonesia ke depan memiliki struktur sosial yang sesuai dengan masyarakat yang mayoritas tenaga kerjanya bergerak di bidang pertanian," kata dia.

Di lain sisi, tugas pokok perguruan tinggi dalam mewujudkan kerangka reindustrialisasi adalah dengan menciptakan sumber daya manusia (SDM) dan inovasi unggul berbasis keberlanjutan dan 4.0.

"Kita memiliki visi sebagai techno-socio entrepreneurial university yang menjadi wajah IPB University sebagai perguruan tinggi yang unggul dalam riset dan inovasi. Dan saat ini makin kuat dengan didukung kehadiran Science Techno Park (STP) IPB University," jelas dia.

Sebagai implementasi sociopreneurship, IPB University telah merangkul perdesaan melalui program pengabdian masyarakat dan inovasi sosial.

Hingga kini, IPB University sudah membina 4.398 desa (5,9 persen) di Indonesia. Langkah tersebut tak lain untuk mewujudkan ketahanan pangan dan kekuatan ekonomi Indonesia.

Baca juga: 66 Perguruan Tinggi Miliki Akreditasi Unggul dari BAN-PT

"Urgensi agromaritim menuju reindustrialisasi sangat penting, karena ketahanan pangan dan pengembangan agromaritim adalah kunci transformasi Indonesia. Hal ini sekaligus menjadi kekuatan ekonomi nasional dan modal Indonesia memimpin global-south," tukas Prof. Arif.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau