Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Guru Besar UI Ungkap Penyebab Penuaan Dini di Usia Produktif

Kompas.com - 06/01/2024, 10:36 WIB
Sania Mashabi,
Ayunda Pininta Kasih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Guru Besar Universitas Indonesia (UI) Bidang Biokimia dan Biologi Molekuler Prof Ani Retno Prijanti mengatakan, masalah kesehatan yang kini sering terjadi pada usia produktif adalah penuaan lebih cepat.

Hal itu, kata Prof Ani terjadi karena gaya hidup warga usia produktif yang cenderung sering mengkonsumsi makanan instan, kurang beraktivitas fisik, dan kerap mengalami stres akibat pekerjaan.

"Kita mengetahui bahwa golongan usia produktif adalah kelompok yang paling aktif dalam kehidupannya. Namun, saat ini dengan berbagai kemudahan dalam komunikasi dan transportasi menyebabkan aktivitas fisik menurun dan menuju gaya hidup sedenter," kata Prof Ani dikutip dari laman resmi UI, Senin (1/1/2024).

Baca juga: 3 Beasiswa S2 2024, Kuliah Gratis di Luar Negeri Tanpa Syarat TOEFL

Prof Ani menjelaskan, kehidupan dengan pola sedenter adalah gaya hidup yang dipenuhi oleh pola makan cepat saji, penggunaan gula sederhana seperti gula pasir, gula fruktosa), stres dalam pekerjaan, merokok.

Kemudian juga lingkungan tercemar polusi, dan high fat diet, menjadi faktor yang mempermudah terjadinya penyakit degeneratif termasuk senesens atau penurunan fungsi tubuh dan penuaan dini.

Sehingga besar potensi penduduk usia produktif pada ledakan demografi kemungkinan tidak diikuti dengan kapasitas hidup yang baik.

Menurut Prof Ani, salah satu cara agar penduduk usia produktif Indonesia bisa tetap dalam kondisi healthy aging adalah dengan olahraga, penggunaan bahan alam, kendali terhadap metabolisme dan kendali hipoksia.

Baca juga: Apakah Minum Suplemen Dapat Merusak Ginjal? Ini Penjelasan Dokter UGM

"Olahraga tingkat sedang seperti jalan cepat pada manusia dapat meningkatkan aktivitas telomerase, yang berfungsi memperpanjang telomer pelindung DNA kita," ujar Prof Ani.

"Dengan memanjangnya telomer, maka dapat diharapkan usia sel dapat diperpanjang," lanjut Prof Ani lagi.

Prof Ani mengatakan, penggunaan bahan alam juga turut berperan dalam perlindungan terhadap stres oksidatif, degenerasi, dan senesens.

Keunggulan flora, kata Prof Ani yang paling banyak digunakan adalah yang mengandung senyawa polifenol dan sejenisnya.

Selain kandungan vitamin dan mineralnya senyawa itu dapat bermanfaat bagi pencegahan stres oksidatif.

"Tentu saja pola makan sehat perlu diperhatikan, dengan aturan dari ekspertis ahli gizi. Selain itu, ada beberapa hal lainnya yang dapat memperbaiki metabolisme mengurangi penumpukan lemak dan kadar gula darah menjadi normal," jelas Prof Ani.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau