KOMPAS.com - Kabupaten Klaten, Jawa Tengah ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sebagai daerah Kejadian Luar Biasa (KLB) polio.
Hal ini menyusul ditemukannya satu kasus positif polio di Klaten pada awal tahun 2024 lalu.
Dokter Spesialis Anak Rumah Sakit (RS) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, dr. Debby Andina Landiasari menyampaikan beberapa tips mencegah penyakit polio di kalangan anak-anak.
Polio atau Poliomielitis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus polio. Penyakit ini menyerang sistem saraf dan dapat menyebabkan kelumpuhan bahkan hingga kematian.
Baca juga: Kasus Polio Muncul, Pakar UGM: Itu karena Vaksinasi Rendah
Virus polio ditularkan melalui tertelannya makanan atau air yang terkontaminasi oleh virus polio tersebut.
"Virus polio tersebut masuk ke saluran cerna lalu ke sistem saraf sehingga dapat menyebabkan kelumpuhan," kata dr. Debby seperti dikutip dari laman UNS, Jumat (12/1/2024).
Polio dapat dicegah dengan melakukan imunisasi polio sesuai jadwal. Kemenkes menyediakan imunisasi polio secara gratis di semua fasilitas kesehatan pemerintah.
Imunisasi yang diberikan yaitu vaksin polio tetes atau Oral Polio Vaccine (OPV) pada usia 1 bulan, 2 bulan, 3 bulan, 4 bulan dan vaksin polio suntik atau Inactivated Polio Vaccine (IPV) yaitu diberikan pada usia 4 bulan dan 9 bulan.
Baca juga: 11 Jurusan di Unej yang Sepi Peminat, Referensi Daftar UTBK SNBT 2024
Lantas bagaimana dampak jika anak tidak diberi imunisasi Polio?
Menurut dr. Debby, ketika anak tidak mendapatkan imunisasi polio, maka anak akan lebih rentan terhadap penyakit polio yang dapat menyebabkan kelumpuhan.
Dampak yang kedua, anak yang tidak diimunisasi berisiko tinggi menjadi sumber penularan penyakit polio kepada orang lain.
Ketiga, tidak adanya cakupan imunisasi yang memadai dapat meningkatkan terjadinya wabah polio.
Faktor terjadinya Kejadian Luar Biasa (KLB) di Klaten karena adanya imunisasi polio yang tidak lengkap dan imunisasi lengkap tapi anak malnutrisi atau ketidakseimbangan nutrisi tubuh.
Lantas apa saja yang menjadi faktor risiko terjadinya penularan polio? Faktor risiko terjadinya penularan polio yaitu karena rendahnya cakupan imunisasi polio, kondisi kebersihan lingkungan dan perilaku hidup bersih yang kurang baik.
Selain itu masih adanya individu yang Buang Air Besar (BAB) sembarangan di sungai atau pada sumber air yang digunakan sehari-hari. Pencegahan yang dapat dilakukan untuk menghindari penularan polio antara lain:
1. Pastikan anak menerima imunisasi polio lengkap sesuai usia yaitu 4 kali imunisasi polio tetes dan dua kali imunisasi polio suntik sebelum usia satu tahun.
2. Menerapkan pola hidup bersih dan sehat seperti BAB di jamban dan cuci tangan sebelum makan dan setelah Buang Air Kecil (BAK) maupun BAB.
3. Segera laporkan kepada petugas kesehatan apabila menemukan anak dengan gejala lumpuh layu.
Baca juga: Rektor UNS Minta Pemilihan Rektor Harus Fair Play
Demikian cara mencegah polio menurut dokter RS UNS yang perlu diketahui masyarakat di Indonesia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.