Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wujudkan Sekolah Sehat, Kemendikbud Luncurkan "Roadmap" Sanitasi Sekolah

Kompas.com - 28/02/2024, 15:22 WIB
Sania Mashabi,
Ayunda Pininta Kasih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) meluncurkan peta jalan atau Roadmap Sanitasi Sekolah 2024-2030.

Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah, Iwan Syahril mengatakan, roadmap itu diadakan untuk mewujudkan sanitasi sekolah yang berkualitas di akhir tahun 2030.

"Kemendikbudristek telah mengimbau dan terus mendorong semua yang terlibat dalam ekosistem pendidikan untuk mewujudkan perubahan perilaku hidup bersih dan sehat," kata Iwan dikutip dari keterangan tertulis, Selasa (27/2/2024).

Baca juga: Apa Itu Kurikulum Merdeka yang Jadi Kurikulum Nasional 2024?

Iwan mengatakan, ketersediaan akses air, sanitasi dan, higienitas atau Water, Sanitation, and Hygiene (WASH) memberikan dampak yang luar biasa pada pembangunan sektor kesehatan, ekonomi, hingga pendidikan.

Pada dunia pendidikan, kata Iwan, kegiatan cuci tangan dengan sabun secara rutin di sekolah berdasarkan penelitian dapat menurunkan angka ketidakhadiran siswa di sekolah secara signifikan hingga 50 persen.

Selain itu, penyediaan air minum yang aman di sekolah dapat meningkatkan konsentrasi siswa dalam menangkap pelajaran dan secara tidak langsung dapat meningkatkan kualitas akademik siswa.

Oleh karena itu, lanjut Iwan, diperlukan roadmap untuk mewujudkan kondisi kebersihan yang layak di sekolah.

Sebab hingga tahun 2022, baru sekitar 11,43 persen sekolah dari semua jenjang di Indonesia memiliki jamban yang terpisah dan berfungsi dengan baik.

Baca juga: Kurikulum Merdeka Dinilai Belum Layak Jadi Kurikulum Nasional, Ini Tanggapan Kemendikbud

Menurut Iwan, angka tersebut masih sangat jauh dari target yang diharapkan bahwa seluruh anak mendapat layanan WASH 100 persen pada 2030.

"Kami berharap dengan adanya dokumen Peta Jalan Sanitasi Sekolah ini, maka seluruh pemangku kebijakan dapat terlibat dalam Perencanaan Berbasis Data menuju pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan tahun 2030 terkait dengan akses sanitasi sekolah," ujarnya.

Iwan mengatakan, hal tersebut selaras dengan apa yang tertulis pada dokumen Buku 1 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019, tentang Agenda Pembangunan Nasional.

Buku tersebut yang menekankan sinergi dan koordinasi antarpelaku program dan kegiatan, termasuk pelaksanaan sanitasi sekolah dan pesantren, sebagai strategi dalam peningkatan efektivitas dan efisiensi pendanaan infrastruktur air minum dan sanitasi.

Chief of WASH, United Nations Children's Fund (UNICEF) Indonesia, Kannan Nadar, mengapresiasi komitmen Kemendikbud Ristek dalam meningkatkan kondisi air, sanitasi, dan kebersihan di seluruh sekolah di Indonesia.

Menurut Kannan, hal tersebut juga memotivasi anak-anak untuk menerapkan perilaku kebersihan yang baik dan menjadi agen perubahan bagi teman sebaya keluarga, dan komunitas pada umumnya.

Baca juga: Beasiswa S2 Kominfo ke Luar Negeri, Kuliah Gratis di MIT dan Oxford

Lingkungan sekolah yang sehat, tambah Kannan, juga menumbuhkan budaya belajar, perilaku saling menghormati, dan kolaborasi positif.

"Sarana Sanitasi Sekolah yang berketahanan iklim dan inklusi mempunyai dampak yang signifikan terhadap kesehatan dan kesejahteraan anak-anak secara keseluruhan, menjamin martabat, keselamatan, dan kesehatan mereka, yang pada gilirannya meningkatkan kehadiran dan prestasi di sekolah," ucap Kannan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau